Mengintip ramah-tamahnya skena seni rupa yang setara dan seru di Bangkok
Sepintas, kancah seni rupa dan seni visual di Bangkok sangat berbeda dengan Jakarta – atau pulau Jawa. Terjun bersama ART CALLS INDONESIA ke skena seni rupa di Bangkok
Adigang, Adigung, Adiguna – Manusia itu tak boleh sombong. Walau nasihat tersebut berasal dari Bahasa Jawa, orang Thailand pun bernalar serupa. Terjun ke skena seni di Bangkok, rasanya bagai pemulihan sel dalam tubuh. Kami telah merasakan asiknya duduk bareng manusia-manusia seni dari Thailand, dan ‘bersawala’ dengan mereka yang berhasrat mendorong kebebasan berekspresi di Negeri Gajah Putih.
Kemampuan mereka untuk menerjemahkan keinginan sosial dan politis mereka ke dalam berbagai media seni tidak hanya memotori pelaku seni muda, namun juga sosok-sosok senior. Yang membuat pekerja seni di Thailand menjadi ciamik, kokoh dan inovatif bukan hanya dari karya-karya yang mereka hasilkan. Lebih dari itu, mereka tampaknya lebih terbuka, tidak hanya nimbrung dalam sirkelnya sendiri saja, dan bersikap sangat amat genuine.
Baik pada pembukaan galeri swasta, pesta independen maupun pameran seni rupa di museum besar, skena seni di Bangkok terasa hangat. Wisatawan dari seluruh dunia pun meramaikan kancah seninya di ibu kota Negeri Gajah Putih. Seni non-komersial telah menjadi bagian dari kekuatan lunak Thailand. Kendati jauh lebih besar dalam semua aspek, Indonesia tidak punya nama setenar Thailand pada panggung internasional, seolah malaise atau 'ke-tidak-berkembangan' kancah seni masih harus kita melewati terlebih dahulu.
Nantikan seri wawancara dan artikel oleh ART CALLS INDONESIA dengan narasumber berikut:
Apinan Poshyananda, Direktur Bangkok Art Biennale dan Permanent Secretary, Ministry of Culture Thailand
'Tacobellmec.com' (2022) - karya seni oleh Henry Palacio, Bangkok Art Biennale 2023 | Foto: ACI Media Crew
Ngobrol bersama Apinan Poshyananda, ia membagikan cerita tentang nama-nama panjang dan berbunyi eksotis dari Asia Tenggara yang ia sudah perkenalkan pada medan kesenian internasional, antara lain: Heri Dono dan FX Harsono. Kami juga bicara dengan beliau tentang bagaimana caranya ‘berkohesi’ di ASEAN pada zaman pra-internet, karier beliau sebagai pejabat, mengapa Bangkok Art Biennale berfokus pada seniman muda, pertemuan beliau dengan Marina Abramović di BAB, pikiran beliau tentang documenta fifteen dan mengapa salah karya pada ajang BAB sempat dihancurkan.
Manit Sriwanichpoom: Fighter against the Supreme Court of Thailand
'When I Was Twenty' - Manit Sriwanichpoom, HOP Photo Gallery Bangkok, 2023 | Foto: ACI Media Crew
Dalam wawancara dengan fotografer kondang Manit Sriwanichpoom (karya ‘Pink Man’) kami ngobrol tentang karya-karya yang diswa-sensor, perjuangan beliau melawan putusan Mahkamah Agung Thailand dan pameran beliau berisi foto-foto telanjang dari masa mudanya.
‘Kok, Bapak rela menyempatkan waktu dua jam lebih untuk bicara dengan media mungil dari Indonesia?,’ saya sempat bertanya pada Manit Sriwanichpoom setelah wawancara. ‘Semuanya hanya tentang tamat kegengsian dan mulai percaya diri,’ ia katakan.
'Pink Man' oleh Manit Sriwanichpoom, karya dari pameran 'Pink, Black & Blue' di HOP Photo Gallery Bangkok, 2023 | Foto: ACI Media Crew
Luckana Kunavichayanont: Direktur Bangkok Art and Culture Center
Suasana di Bangkok Art & Culture Center, 2023 | Foto: ACI Media Crew
Ikut kami berjumpa dengan ibu direktur Bangkok Art and Culture Center, salah satu alamat paling mantap di Bangkok bagi perupa. Museum ini cukup mirip Taman Ismail Marzuki dalam fungsinya, namun dimanjai dengan jauh lebih banyak pengunjung.
Baca juga: Bagaimana fasilitas dan suasana Taman Ismail Marzuki yang baru menurut kalian?
Ikuti kami pada pembukaan galeri swasta dan juga pada pertemuan dengan Pakapol, seorang perupa muda. Nimbrung bersama kami di sebuah hajatan seni independen yang hangat dan seru, dan ikuti kami mengintip salah satu galeri paling baru di Bangkok.
Suasana di 'Picollo Art Fest' (Februari 2023), Bangkok | Foto: ACI Media Crew
Tidak hanya itu, pada tahun 2024 akan ada kesempatan oleh ACI bersama kerabat media kami bagi perupa asal Indonesia untuk memamerkan karyanya di Bangkok.
Khap khun khrap/kha!
Konteks, Tautan: