<h3>Budaya lima gender masyarakat Bugis dibinasakan</h3>
Status: Dalam 70 tahun terakhir mereka makin terpinggirkan. Jauh sebelum agama, terutama Islam, masuk di Sulawesi Selatan, <a href="https://artcallsindonesia.com/read/pentas-seni-di-sulawesi-selatan-dituding-tampilkan-waria-dan-unsur-lgbt-dibubarkan-polisi" target="_blank" rel="noopener">masyarakat Bugis mengakui satu antara kelima gender</a> dalam sistem budaya mereka sebagai orang suci. Bissu, yang secara gender berada di antara wanita dan pria, menduduki posisi terhormat dan dipercayai menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Di mata oknum mereka adalah sekadar waria yang menyebarkan penalaran LGBT. Budaya kuno masyarakat Bugis tampaknya jauh lebih modern dibanding norma-norma yang dikenal umat masyarakat Indonesia pada masa kini. Berkat unsur-unsur di luar sistem gender biner, budaya Bugis kian tersisih.&nbsp;
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/67707800-14cf-47af-9db1-32fb7e50c981?width=936&amp;height=702" alt="Bissu1" />
Sudah telat atau belum untuk dilestarikan: Masih bisa.
Alasan budaya Bugis bisa punah: Di mata oknum, tema atau kaum LGBT menyediakan sarana ideal untuk menggeser perhatian publik sejauh mungkin dari aib-aib nyata seperti korupsi. Sayangnya, keberadaan Bissu sebagai penjaga budaya leluhur dikorbankan demi peragaan kekuatan otoritas.&nbsp;
Siapa yang salah: Pemerintah dan aparat penguasa.
Baca juga:&nbsp;<a href="https://artcallsindonesia.com/read/pentas-seni-di-sulawesi-selatan-dituding-tampilkan-waria-dan-unsur-lgbt-dibubarkan-polisi" target="_blank" rel="noopener">Pentas seni di Sulawesi Selatan dituding tampilkan 'waria' dan unsur LGBT &ndash; dibubarkan polisi</a>
<h3>Artefak purba di Museum Nasional disia-siakan</h3>
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/2643032d-22ad-4d51-9c02-21e05731f8d6?width=899&amp;height=587" alt="Museum" />
Status: Sebagian rusak.
Sudah telat atau belum untuk dilestarikan: Untuk sebagian benda purba sudah telat.
Alasan: Museum Nasional cenderung mampu bikin pameran imersif ala kadar Van Gogh alive, tapi tidak mampu menjaga koleksi peninggalan peradaban: Dua minggu lalu <a href="https://artcallsindonesia.com/read/hentikan-repatriasi-artefak-kita-belum-serius-menjaga-warisan-peradaban" target="_blank" rel="noopener">petaka besar menimpa Museum Nasional</a>, kebakaran melanda sebagian koleksi dan arsip.
Siapa yang salah: Pengelola museum harus bertanggung jawab.
Baca juga:
<a href="https://artcallsindonesia.com/read/hentikan-repatriasi-artefak-kita-belum-serius-menjaga-warisan-peradaban" target="_blank" rel="noopener">Hentikan repatriasi artefak, kita belum serius menjaga warisan peradaban </a>
<a href="https://artcallsindonesia.com/read/lebih-rugi-kalau-terampas-atau-hancur-total" target="_blank" rel="noopener">Repatriasi:&nbsp;Lebih rugi kalau terampas atau hancur total?</a>
<h3>Es abadi di Puncak Jaya akan meleleh hingga habis</h3>
Status: Puncak Jaya adalah gunung terakhir di sepanjang khatulistiwa atau ekuator yang masih diselimuti es abadi. Namun, es abadi akan musnah.&nbsp;
Sudah telat atau belum untuk dilestarikan: Sudah telat.
Alasan: Perubahan iklim dan krisis egoisme para penguasa dan penanggung jawab di dunia.
Siapa yang salah: Terlalu banyak individu sehingga tidak akan ada satupun yang merasa bersalah.&nbsp;
<h3>Bunga Rafflesia kian sedikit&nbsp;</h3>
Bunga Rafflesia pada umum dikenal berkat aroma busuk yang disebarkan bunga itu. Kini, hampir semua jenis bunga langka itu sudah terancam lenyap.
<h3>Hutan Hujan Tropis Sumatera sudah masuk dalam kategori 'bahaya'</h3>
Hutan zamrud di Indonesia makin berkurang, begitu pun paru-paru alam di Sumatera. UNESCO sudah berkali-kali memperingati bahwa perluasan lahan pertanian, pembangunan jalan dan perburuan satwa langka berkontribusi buruk pada kelestarian hutan.
Baca juga:&nbsp;<a href="https://artcallsindonesia.com/read/taman-bumi-di-danau-toba-mungkin-akan-dicoret-dari-daftar-unesco" target="_blank" rel="noopener">Taman Bumi di Danau Toba mungkin akan dicoret dari daftar UNESCO</a>
<h3>Orang Utan Kalimantan, Orang Utan Sumatera, Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Burung Jalak Bali, Komodo, Badak Jawa terancam punah</h3>
Kami rekomendasikan beberapa media independen seperti <a href="https://betahita.id" target="_blank" rel="noopener">Betahita</a> dan <a href="https://news.mongabay.com" target="_blank" rel="noopener">Mongabay</a> yang punya wawasan luas mengenai tema ini.
<h3>Seni Randai kurang diminati dan didukung, bisa punah</h3>
Kesenian tradisional Randai di Sumatera Barat menghadapi kemunduran berkat minimnya dukungan.
<h3>Kesimpulan</h3>
Segala makarnya sebenarnya sudah diketahui publik. Lemahnya kebijakan pemerintah, dan kelemahan pemerintah untuk menanggulangi tantangan-tantangan besar yang mendefinisikan masa depan anak, cucu dan cicit kita. &ndash; Apa yang terjadi 100 tahun ke depan mungkin mencakupi cakrawala imajiner yang tak terbayang bagi kebanyakan penguasa. Ngapain juga peduli dengan petaka orang masa depan ketika lo sendiri sudah mati? Kerunyaman yang ditinggal generasi sekarang tampaknya sudah bukan urusan mereka lagi.&nbsp;
(Marten Schmidt, Art Calls Indonesia, 27.09.2023)

13 hal di Indonesia yang terancam punah dan rusak untuk selamanya

Adigang, Adigung, Adiguna &ndash; Manusia itu <a href="https://artcallsindonesia.com/read/pada-pembukaan-pameran-seni-rupa-khusus-mereka-mereka-saja-mereka-berterus-terang-bahwa-kami-bukan-bagian-dari-mereka" target="_blank" rel="noopener">tak boleh sombong</a>. Walau nasihat tersebut berasal dari Bahasa Jawa, <a href="https://artcallsindonesia.com/read/apakah-generasi-muda-di-indonesia-insaf-akan-demokrasi-seperti-penduduk-muda-thailand" target="_blank" rel="noopener">orang Thailand</a> pun bernalar serupa. Terjun ke skena seni di Bangkok, rasanya bagai pemulihan sel dalam tubuh. Kami telah merasakan asiknya duduk bareng manusia-manusia seni dari Thailand, dan &lsquo;bersawala&rsquo; dengan mereka yang berhasrat mendorong kebebasan berekspresi di Negeri Gajah Putih.&nbsp;
Kemampuan mereka untuk menerjemahkan <a href="https://artcallsindonesia.com/read/apakah-generasi-muda-di-indonesia-insaf-akan-demokrasi-seperti-penduduk-muda-thailand" target="_blank" rel="noopener">keinginan sosial dan politis mereka</a> ke dalam berbagai media seni tidak hanya memotori pelaku seni muda, namun juga sosok-sosok senior. Yang membuat pekerja seni di Thailand menjadi ciamik, kokoh dan inovatif bukan hanya dari karya-karya yang mereka hasilkan. Lebih dari itu, mereka tampaknya lebih terbuka, tidak hanya nimbrung <a href="https://artcallsindonesia.com/read/pada-pembukaan-pameran-seni-rupa-khusus-mereka-mereka-saja-mereka-berterus-terang-bahwa-kami-bukan-bagian-dari-mereka" target="_blank" rel="noopener">dalam sirkelnya sendiri saja</a>, dan bersikap sangat amat genuine.&nbsp;
Baik pada pembukaan galeri swasta, pesta independen maupun pameran seni rupa di museum besar, skena seni di Bangkok terasa hangat. Wisatawan dari seluruh dunia pun meramaikan kancah seninya di ibu kota Negeri Gajah Putih. Seni non-komersial telah menjadi bagian dari kekuatan lunak Thailand. Kendati jauh lebih besar dalam semua aspek, Indonesia tidak punya nama setenar Thailand pada panggung internasional, seolah malaise atau 'ke-tidak-berkembangan' kancah seni masih harus kita melewati terlebih dahulu.&nbsp;
Nantikan seri wawancara dan artikel oleh ART CALLS INDONESIA dengan narasumber berikut:&nbsp;
<h3>Apinan Poshyananda, Direktur Bangkok Art Biennale dan Permanent Secretary, Ministry of Culture Thailand&nbsp;</h3>
<h6><img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/deb8b0b1-4c0c-47eb-82bd-8a46d196fb00?width=2000&amp;height=1414" alt="Taco Bell" />'Tacobellmec.com' (2022) - karya seni oleh Henry Palacio, Bangkok Art Biennale 2023 | Foto: ACI Media Crew</h6>
Ngobrol bersama Apinan Poshyananda, ia membagikan cerita tentang nama-nama panjang dan berbunyi eksotis dari Asia Tenggara yang ia sudah perkenalkan pada medan kesenian internasional, antara lain: Heri Dono dan <a href="https://artcallsindonesia.com/read/menangkan-tiket-masuk-gratis-dan-bertamasya-ke-pameran-seni-di-jakarta" target="_blank" rel="noopener">FX Harsono</a>. Kami juga bicara dengan beliau tentang bagaimana caranya &lsquo;berkohesi&rsquo; di ASEAN pada zaman pra-internet, karier beliau sebagai pejabat, mengapa Bangkok Art Biennale berfokus pada seniman muda, pertemuan beliau dengan Marina Abramović di BAB, pikiran beliau tentang <a href="https://artcallsindonesia.com/read/bukan-hanya-di-sepak-bola-saja-indonesia-buang-peluang-emas-serupa-pun-sudah-terjadi-pada-piala-dunia-kesenian" target="_blank" rel="noopener">documenta fifteen</a> dan mengapa salah karya pada ajang BAB sempat dihancurkan.&nbsp;
Baca juga:&nbsp;<a href="https://artcallsindonesia.com/read/pada-pembukaan-pameran-seni-rupa-khusus-mereka-mereka-saja-mereka-berterus-terang-bahwa-kami-bukan-bagian-dari-mereka" target="_blank" rel="noopener">Pada pembukaan pameran seni rupa khusus mereka-mereka saja, mereka berterus terang bahwa kami bukan bagian dari mereka</a>
<h3>Manit Sriwanichpoom: Fighter against the Supreme Court of Thailand&nbsp;</h3>
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/93c6165e-5fbe-4ed4-afc8-41fc19f0c519?width=1080&amp;height=1350" alt="Aci Thailand 3" />
<h6>'When I Was Twenty' - Manit Sriwanichpoom, HOP Photo Gallery Bangkok, 2023 | Foto: ACI Media Crew</h6>
Dalam wawancara dengan fotografer kondang Manit Sriwanichpoom (karya &lsquo;Pink Man&rsquo;) kami ngobrol tentang karya-karya yang diswa-sensor, perjuangan beliau melawan putusan Mahkamah Agung Thailand dan pameran beliau berisi foto-foto telanjang dari masa mudanya.
<blockquote>
<h3>&lsquo;Kok, Bapak rela menyempatkan waktu dua jam lebih untuk bicara dengan media mungil dari Indonesia?,&rsquo; saya sempat bertanya pada Manit Sriwanichpoom setelah wawancara. &lsquo;Semuanya hanya tentang tamat kegengsian dan mulai percaya diri,&rsquo; ia katakan.</h3>
</blockquote>
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/66c083cd-718f-4014-b9d4-826d1e3b0d0d?width=2000&amp;height=1414" alt="1" />
<h6>'Pink Man' oleh Manit Sriwanichpoom, karya dari pameran 'Pink, Black &amp; Blue' di HOP Photo Gallery Bangkok, 2023 | Foto: ACI Media Crew</h6>
<h3>Luckana Kunavichayanont: Direktur Bangkok Art and Culture Center</h3>
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/75d60459-b4f9-4a44-8aa6-d1ec4c3b68f9?width=2000&amp;height=1414" alt="Aci Thailand 1" />
<h6>Suasana di Bangkok Art &amp; Culture Center, 2023 | Foto: ACI Media Crew</h6>
Ikut kami berjumpa dengan ibu direktur <a href="https://artcallsindonesia.com/read/diam-diam-berjuang-muncul-dengan-prestasi-aamiin" target="_blank" rel="noopener">Bangkok Art and Culture Center</a>, salah satu alamat paling mantap di Bangkok bagi perupa. Museum ini cukup mirip <a href="https://artcallsindonesia.com/read/bagaimana-fasilitas-dan-suasana-taman-ismail-marzuki-yang-baru-menurut-kalian" target="_blank" rel="noopener">Taman Ismail Marzuki </a>dalam fungsinya, namun dimanjai dengan jauh lebih banyak pengunjung.&nbsp;
Baca juga:&nbsp;<a href="https://artcallsindonesia.com/read/bagaimana-fasilitas-dan-suasana-taman-ismail-marzuki-yang-baru-menurut-kalian" target="_blank" rel="noopener">Bagaimana fasilitas dan suasana Taman Ismail Marzuki yang baru menurut kalian?</a>
Ikuti kami pada pembukaan galeri swasta dan juga pada pertemuan dengan Pakapol, seorang perupa muda. Nimbrung bersama kami di sebuah hajatan seni independen yang hangat dan seru, dan ikuti kami mengintip salah satu galeri paling baru di Bangkok.&nbsp;
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/a11cf240-746f-452a-980f-ef31788d3b4b?width=2000&amp;height=1414" alt="2" />
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/b8029253-ba1c-4510-aca7-90e432f876b8?width=2000&amp;height=1414" alt="3" />
<h6>Suasana di 'Picollo Art Fest' (Februari 2023), Bangkok | Foto: ACI Media Crew</h6>
Tidak hanya itu, pada tahun 2024 akan ada kesempatan oleh ACI bersama <a href="https://artcallsindonesia.com/tentang-aci" target="_blank" rel="noopener">kerabat media</a> kami bagi perupa asal Indonesia untuk memamerkan karyanya di Bangkok.&nbsp;
Khap khun khrap/kha!

Mengintip ramah-tamahnya skena seni rupa yang setara dan seru di Bangkok

Anjungan NTT di Taman Mini Indonesia Indah menjadi tempat pertarungan adat (25/06/2023):
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/adca13a2-9ed1-4dad-b2a9-d927c09b387f?width=1125&amp;height=1500" alt="Img 5059" />
Tari perang Caci berasal dari Manggarai, NTT.
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/a1e7bc4e-8da7-4b1a-a6f7-c32e2796e04b?width=964&amp;height=1285" alt="Img 5055" />
Terpatri hingga sekarang, dalam adat ini penari laki-laki dipasangkan untuk bertarung dengan cambuk dan perisai:
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/1e717b14-30d5-4a97-b831-d9a17074fa78?width=974&amp;height=1299" alt="Img 5056" />
Dalam turun-temurunnya tari ini, kerbau memiliki konotasi sebagai hewan terkuat dan terganas di daerah Manggarai.&nbsp;
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/20b0b683-74c8-4213-bf9c-b9908f315d92?width=1125&amp;height=1500" alt="Img 5054" />
Tari Caci juga merupakan pembuktian kekuatan seorang laki-laki berdarah Manggarai:
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/1862baed-e4b0-4069-a6fa-fdcce89d24f1?width=907&amp;height=1209" alt="Img 5066" />
Pemukul disebut Paki, penangkis disebut Ta&rsquo;ang. Pertarungan diiringi bunyi pukulan gong:
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/9e302339-1664-4165-90bf-e534d78a6673?width=934&amp;height=1245" alt="Img 5058" />
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/0007286b-1712-4fad-8df6-f3f4a2e3f792?width=909&amp;height=1212" alt="Img 5063" />
Ca berarti satu, ci berarti uji. &ndash; Sebuah ujian satu lawan satu. Kulit bagian dada, punggung dan lengan adalah sasaran cambuk.&nbsp;Jika para penari Caci terluka akibat lecutan cambuk yang kuat, maka luka dikagumi sebagai lambang maskulinitas:
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/15a2d4c4-73ba-459b-b33e-499a982bcdcf?width=1080&amp;height=1350" alt="Caci Luka" />
&lsquo;Semua unsur kesenian Manggarai terdapat dalam tarian caci,&rsquo; jelas Romo Inosensius Sutam, salah satu panitia pagelaran <a href="https://www.instagram.com/p/Ct2iJv6SWXw/" target="_blank" rel="noopener">Festival Budaya Manggarai</a> yang telah berlangsung pada 25 Juni di Taman Mini Indonesia Indah.
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/8318150a-eaa2-4a2b-86a9-a01828681322?width=1125&amp;height=1500" alt="Img 5067" />
Baca juga:&nbsp;<a href="https://artcallsindonesia.com/read/di-jayapura-sekarang-ada-creative-hub-buat-orang-muda-lebih-dari-gelanggang-remaja" target="_blank" rel="noopener">Di Jayapura sekarang ada Creative Hub buat orang muda &ndash; lebih dari gelanggang remaja?</a>
&lsquo;Kita, generasi-generasi sekarang harus kembangkan bakat pada adat ini &ndash; ini adalah kultur kita. Jangan sampai adat itu hilang,&rsquo; menyampaikan salah penari Caci saat diwawancarai ART CALLS INDONESIA.
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/3717a53f-3612-43d1-80cf-4d740941d06b?width=1086&amp;height=1448" alt="Img 5071" />
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/de005ab5-f865-42b6-9ee8-401710826996?width=1034&amp;height=1378" alt="Img 5002" />
&lsquo;Salah satu warisan dari leluhur kita adalah adat istiadat. Sepintas untuk orang di luar Manggarai, tari Caci mungkin seperti kekerasan karena cambuknya. Tapi bagi kita orang Manggarai, tari Caci adalah tari yang dibawakan dengan rasa senang, diperagakan oleh pria. Dalam tari Caci kita sebagai laki-laki Manggarai diuji apakah kita betul-betul laki-laki. Meskipun dari luar kita kelihatan berdarah, kami tak pernah merasa sakit,&rsquo; kata salah penari Caci kepada ACI. Sebagai anggota diaspora Manggarai yang bermukim di Jakarta, ia berkomitmen untuk pemeliharaan adat Manggarai dengan melatih adik-adik yang memiliki minat pada tarian tersebut.
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/26858695-51e0-4a0e-a751-3c7c3c581aff?width=1125&amp;height=1500" alt="Img 5072" />
<h6>Copyright all pictures displayed: ART CALLS INDONESIA </h6>

Bertarung hingga berdarah dan luka besar, kami bertemu dengan pemain Caci

... Sebenarnya bisa saja, dengan cara dia mengenakan topeng misalnya. Seperti Daft Punk. Di TV pun, wajah seorang whistleblower atau pelakor yang gak mau ketahuan identitas, kerap di-blur &ndash; tersisa siluet narasumbernya saja.
Beda dengan interview ini. ACI tidak berjumpa secara langsung dengan narasumbernya, ia meminta untuk <a href="https://artcallsindonesia.com/read/interview-dengan-seniman-dari-bandung-yang-merahasiakan-identitasnya-dengan-ketat" target="_blank" rel="noopener">berkomunikasi secara tertulis bersama kami.&nbsp;</a>
<a href="https://www.instagram.com/beyond.crap/?hl=id" target="_blank" rel="noopener">Beyond Crap</a> (nama aslinya tidak kami kenal) sedang berpameran di <a href="https://www.selasarsunaryo.com/exhibition-1/u-r-my-inspiration-😊✨" target="_blank" rel="noopener">Galeri Selasar Sunaryo Art Space</a> di Bandung dengan memakai identitas alter-alteran selaku seniman visual. Lewat karya-karyanya di Selasar Sunaryo Art Space, Beyond Crap bermain dengan klise, gogon-gogon dunia seni, dan realitas pahit dan biadab yang dihadapi praktisi seni rupa. Diaduk dengan sedikit sarkasme dan ironi, dia menunjukkan series karya yang tampak seolah versi teladan dan canggih dari humor meme khusus anak dunia seni.
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/66a8aa66-6a8b-4e44-8293-5a30f1b4b495?width=1920&amp;height=1080" alt="Bc7" />
<h6>Foto: Art Calls Indonesia&nbsp;</h6>
Berkat Beyond Crap memilih untuk berkarya secara awanama, pertanyaan soal motivasi di balik penyamaran tersebut sempat menjadi lebih menarik bagi kami daripada memikirkan taktik untuk ngepoin siapakah orang di balik sosok tersebut. Apakah kreator ini begitu gak pede untuk menyalurkan pesan-pesan ironis dia punya atas nama asli kepada kawan-kawan bidang seni rupa?
ACI telah mengirimkan satu dan lain pertanyaan pada Beyond Crap untuk meminta perspektif dia pada kancah seni rupa Indonesia. Wawancara ini telah kami laksanakan secara tertulis, di mana Beyond Crap telah merespon dengan cara nan ajaib dan unik.&nbsp;&nbsp;
Baca juga:<a href="https://artcallsindonesia.com/read/interview-dengan-seniman-dari-bandung-yang-merahasiakan-identitasnya-dengan-ketat" target="_blank" rel="noopener">&nbsp;</a><a href="https://artcallsindonesia.com/read/interview-dengan-seniman-dari-bandung-yang-merahasiakan-identitasnya-dengan-ketat" target="_blank" rel="noopener">Interview dengan seniman dari Bandung (?) yang merahasiakan identitasnya dengan ketat</a>
Terselubung dalam majalah jadul Christie&rsquo;s dari tahun 1999, tertempel sebuah interview yang sudah tersusun secara grafis. Lucunya, isi interview yang bercakup dari mata uang kripto hingga NFTs sebagai masa depannya dunia seni berputar tentang hal-hal yang pasti belum terbayang pada kala majalah ini diterbitkan.
Begitu pun dengan judul majalah pada covernya, yang ditutupi dengan letakan stiker terkamuflase oleh Beyond Crap.
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/a0e8f81a-d1f5-44be-bc3d-99d532acaa82?width=1080&amp;height=1350" alt="Bc10" />
<h6>Foto: Art Calls Indonesia&nbsp;</h6>
Ada ga, tips bertahan hidup di kancah seni? Dan gimana sih caranya seorang seniman alter-alteran bisa langsung menembus ke sebuah galeri tenar? Apakah sang kreator dibaliknya ternyata pemain lama?&nbsp;
Asumsi-asumsi tersebut akan terjawab dengan puas dalam interview selengkapnya yang akan kami <a href="https://artcallsindonesia.com/read/interview-dengan-seniman-dari-bandung-yang-merahasiakan-identitasnya-dengan-ketat" target="_blank" rel="noopener">terbitkan pada minggu depan!</a>

Interview paling unik yang lo pernah baca: Bersama 'BC', seniman anonim dari Bandung

Aku menghabiskan beberapa pekan terakhir di Bangkok, Thailand, berkat kerjaan pribadi dan sekaligus sebagai agenda &lsquo;dinas&rsquo; atas nama ART CALLS INDONESIA. Selaku pendiri ACI aku pada mulanya sebelum berangkat ke negeri Siam itu hanya berencana menyambangi kolektif-kolektif seni mungil dan underground saja, tidak menyangka bisa meliputi dan mengabsorpsi kancah kultural di sana secara lebih holistik. Ternyata, bisa!&nbsp;
Menerjun ke skena seni di Bangkok bagiku pribadi sebagai pekerja kreatif rasanya ibarat pemulihan sel otak. Aku sempat merasa nikmatnya dapat mewawancarai dan &lsquo;bersawala&rsquo; bareng manusia-manusia kreatif di Thailand &ndash; yang berhasrat mendorong kebebasan berekspresi di negeri mereka (yang sangat sangat terbatas) dan mampu menerjemahkan keinginan politis mereka ke dalam berbagai inisiatif yang luar biasa keren. Banyak sekali dari kita-kita sebagai pegiat seni di Indonesia dapat mempelajari dari kawan-kawan inovatif, ciamik dan kokoh di Thailand.&nbsp;
Mulai dari cara berkarya &ndash; dan lebih berfaedah lagi &ndash; cara kita bersosialisasi sesama manusia kreatif. Dari situ lah keheranan pribadiku bermula. Sepanjang dinas, ART CALLS INDONESIA sempat mewawancarai dan berinteraksi bersama petinggi-petinggi dunia seni Thailand. Sebuah sukses yang izin aku sebut di sini, tanpa terlalu cari perhatian. Sukses yang sebenarnya luar biasa untuk platform media grassroot ini yang tak punya nama di luar negeri.&nbsp;
<img src="https://content.artcallsindonesia.com/assets/ad1012b8-e049-41ac-9022-9580c9961999?width=2245&amp;height=1587" alt="Aci Thailand" />
<h3>C-Level</h3>
Dalam beberapa pekan ke depan kami akan mempersembahkan banyak cerita dari Thailand. &ndash; Dari obrolan dan interaksi kami dengan para penguasa &lsquo;C-level&rsquo; skena seni setempat &ndash; mulai dari mantan Menteri Kebudayaan Thailand sekaligus direktur Bangkok Art Biennale (Apinan Poshyananda), para bos pusat seni Bangkok Art &amp; Culture Center hingga sutradara taraf dunia seperti Apichatpong Weerasethakul.
Kok, media mungil bisa? &ndash; Itulah pertanyaan yang sempat mengusik benakku. Selama mengurus ACI di Indonesia, rasanya sangat janggal dan susah sekali membangun jalur network dengan orang-orang yang mengelola dunia seni Indonesia. Di Thailand, kami malah disambut dengan guyub dan hangat, dan dimanjai dengan diskusi-diskusi seru dan utas bareng para manajer senior dan seniman nasional Thailand.&nbsp;
<h3>Tamat Kegengsian</h3>
Dari situ aku pribadi banyak belajar tentang aspek-aspek yang perlu diperbaiki dalam skena seni di Tanah Air. Bukan agar menjadi inklusif, tapi demi perkembangan ekonomis. &lsquo;Kok, Bapak rela menyempatkan waktu dua jam lebih untuk bicara dengan media mungil dari Indonesia?,&rsquo; aku sempat bertanya pada&nbsp;Manit Sriwanichpoom, seorang seniman senior papan atas, usai wawancara. &lsquo;Semuanya hanya tentang tamat kegengsian dan mulai percaya diri,&rsquo; ia katakan.
<h3>Kolaborasi dengan institusi bernama</h3>
Selain demi produksi konten, ACI juga menemukan tanah subur di Thailand untuk berkolaborasi antar-negara. Dalam artikel-artikel berikutnya kami akan menceritakan lebih detail tentang kerja sama antara ACI dan Bangkok Art City, sebuah platform media seni di bawah naungan Bangkok Art &amp; Culture Center.
<h3>Open Call dan pameran bagi seniman dengan special needs dari Indonesia</h3>
Tidak hanya itu, juga akan ada peluang seni atau open call khususnya pegiat seni dengan special needs, dan banyak aktivitas lainnya yang dituju untuk membuat kita-kita menjadi satu komunitas se-Asia Tenggara. ACI masih beroperasi secara independen, tanpa dukungan finansial dari pihak manapun.&nbsp;
Nantikan konten ACI dari Thailand, di mana kami akan menganalisis apa yang bisa menjadi input berfaedah bagi penikmat seni di Indonesia. Brutally honest dan tetap fair untuk menstimulasi sel-sel kreatif, kritis, subversif dan inovatif.
Khap khun khrap/kha!
&nbsp;

DIREKTORI