Q&A

Mengapa Thailand Getol Mendukung LGBT dan Ganja?

Setelah mengonsumsi ganja diperbolehkan, Thailand juga akan melegalkan pernikahan sesama jenis.

Suasana di Pride Parade Bangkok, 2023 | Foto: ART CALLS Southeast Asia

Suasana di Pride Parade Bangkok, 2023 | Foto: ART CALLS Southeast Asia

Article Image Title
Editor: Marten S.
20.06.2024

Bangkok – Thailand menjadi salah satu negara paling liberal di Asia, dan negara pertama di Asia Tenggara, di mana komunitas LGBTQI memperoleh hak setara. Kendati terbuka pada keberagaman masyarakat, Thailand masih enggan mereformasi undang-undang yang melarang ujaran kritik terhadap Maha Raja Vajiralongkorn. – Masyarakat bebas berekspresi secara orientasi seksual, namun kebebasan berpendapat masih dihalangi. Melalui skema tanya-jawab, kami mencari tahu mengapa Thailand getol mendukung LGBTQI, dan juga konsumsi ganja.

Question: Apakah saya otomatis menjadi gay setelah baca ini?

Gak. 

Question: Ada apa sih di Thailand tiba-tiba?

Bendera-bendera LGBT berkibar di depan gedung parlemen di Bangkok pada hari Selasa (18/06) dan menunjukkan sikap Negeri Gajah Putih terhadap masyarakat yang tidak berorientasi heteroseksual. Thailand resmi melegalkan pernikahan sesama jenis setelah pemungutan suara parlemen atas rancangan undang-undang terkaitnya mendapatkan persetujuan dari mayoritas anggota parlemen. 

Gq We N R5b0 A A5fi

Keputusan terhadap undang-undang yang menjamin kesetaraan secara orientasi seksual bagi semua warga Thailand telah disambut dengan sorak-sorai. 

Question: Akhir zaman ga sih?

Tergantung sudut pandangmu. Bagi warga Thailand, di mana mayoritas masyarakat mendukung pengakuan bagi individu-individu queer, pengesahan undang-undang tersebut tampaknya menjadi langkah menuju kesetaraan. 

Negeri Gajah Putih sejak lama menegaskan reputasinya sebagai negara toleran dan santai terhadap keberagaman gender dan orientasi seksual. Umumnya, kepercayaan umat Buddha (agama paling dominan di Thailand) juga ditandai sikap lebih toleran terhadap orang berbeda dari ‘norma’.

Baca juga: Dua Lipa bakal konser di Jakarta: Bagaimana dengan dukungan Dua Lipa terhadap LGBT?

Question: Jadi siapa pun bisa menikah dengan siapa pun di Thailand?

Undang-undang pernikahan setara memberikan hak dan pengakuan hukum yang sama pada pasangan LGBTQI seperti pasangan heteroseksual, termasuk hak-hak perihal warisan dan adopsi.  

Question: Mereka memusnahkan diri sendiri ga sih?

Counter Question: Indonesia sedang on the way ke 300 juta penduduk. Mau ngapain dengan begitu banyak orang? 

Fasade Bac

Gedung Bangkok Art and Culture Center | Foto: ART CALLS Southeast Asia

Question: Mengapa hingga Perdana Menteri bersifat ramah LGBT?

Perdana Menteri Srettha Thavisin telah menjadi pendukung vokal dalam pemajuan RUU pernikahan setara. Ia bukan pilihan pertama bagi kalangan pemilih muda, tapi berhasil meraih simpati masyarakat dengan sikap progresif terhadap kebebasan berorientasi seksual. Pada bulan Juni, PM Srettha Thavisin juga ikut serta dalam pagelaran ‘Pride Parade’ di Bangkok untuk menyuarakan dukungannya.

Tidak hanya itu, Thailand juga mengungguli negara-negara tetangga dengan kuatnya motor industri pariwisata. Dengan infrastruktur yang memadai dan masyarakat yang toleran, Negeri Gajah Putih menjadi tujuan favorit bagi wisatawan dari mancanegara. Sikap toleran tersebut juga memotori industri kreatif di Thailand yang berhasil menjadi aset kekuatan lunak bagi negaranya. 

Baca juga: Kaum Trans Setengah Dewa Sulawesi - Warisan Budaya atau 'Waria LGBT'?

Question: Bagaimana peran orang muda dalam masyarakat dan politik Thailand?

Pertama-tama, berbeda dengan Indonesia, Thailand belum demokrasi seutuhnya. Namun, hasrat pemuda-pemudi Thailand akan politik yang adil dan bermutu tampaknya jauh lebih besar ketimbang di Indonesia.

Anak muda di Indonesia saat pemilu 2024 kemarin ramai membahas mengapa banyak sosok di TikTok menangisi Prabowo Subianto yang terpukul oleh keunggulan lawan dalam debat calon presiden. Sementara, pemuda di Thailand tampaknya lebih serius memperjuangkan demokrasi dan benar-benar menggerakkan politik. ACI pernah meliputinya di sini

Gelombang semangat demokrasi anak muda telah membawa partai Move Forward pada peringkat paling atas dalam pemilihan umum 2023 di Thailand. Partai itu dipimpin oleh seorang pengusaha muda yang berasal dari luar kasta politik.

Move Forward telah menjadi sarana terbesar untuk melantangkan persepsi anak muda akan undang-undang lèse-majesté. Melalui UU lèse-majesté, Maha Raja Vajiralongkorn terlindungi dari kritik masyarakat. Mulai tahun 2020, anak muda Thailand telah turun ke jalan secara massal untuk menunjukan kepedulian mereka akan pentingnya hak-hak kebebasan beropini. 

Kendati memiliki banyak simpatisan, partai Move Forward hanya peroleh duduk di bangku oposisi. 

3 Question: Lebih kuat monarki atau demokrasi di Thailand?

Singkatnya, ada dua kubu dominan di Thailand, yaitu kubu yang setia pada militer dan monarki, dan kubu (yang berada di kursi oposisi) yang menantang dominasi militer dan monarki. Thailand masih tertatih-tatih di antara kecenderungan kediktatoran dan tata demokratis. 

Question: Berapakah negara di Asia yang memperbolehkan pernikahan sesama jenis?

Thailand akan menjadi negara ketiga di Asia yang melegalkan pernikahan sesama jenis, setelah Taiwan (2019) dan Nepal (2023). Dalam hal kebijakan gender, Nepal umumnya dianggap progresif: Sejak 2015 negara unyil di Himalaya itu mengakui gender ketiga. 

Question: Bukannya ganja juga legal di Thailand?

Weed

Meski kritik terhadap kerajaan bisa dihukum keras, urusan konsumsi ganja ditangani dengan jauh lebih santai: Ganja telah dilegalkan pada tahun 2022. Kedai-kedai ganja telah menjamur di seluruh penjuru dan menyelimuti sekitarannya dengan awan pekat beraroma marijuana. Bagaimanapun, aturan bebas ganja akan dicabut kembali pada akhir tahun 2024. 

Question: Se-gay apa Indonesia?

Di Indonesia, hubungan seks sesama jenis ditentang keras. Untuk menunjukkan sikap kerasnya, aparat negara berturut mendiskriminasi kaum LGBTQI misalnya dengan aksi penggerebekan. Dominasi agama dan budaya ‘main hakim sendiri’ juga menandakan perlawanan mayoritas masyarakat terhadap kaum non-heteroseksual. 

Di Indonesia, hubungan seks sesama jenis resmi ilegal di provinsi Aceh (hukuman cambuk). Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia yang baru, yang diratifikasi pada tahun 2022, menjadikan hubungan seks suka sama suka di luar nikah sebagai tindak pidana. Jika diterapkan, aturan itu juga akan berdampak pada kaum LGBTQI.

Question: Bagaimana situasinya di kawasan Asia Tenggara?

Pada 2019, Brunei panen kritik keras dari mancanegara kala negara kecil itu berencana memberlakukan hukuman rajam pada pelaku hubungan seksual sesama jenis. Saat ini, pelaku seks gay bisa de-facto dijatuhkan hukum mati, namun saat ini Brunei masih menerapkan moratorium perihal hukuman mati.  

Di Singapura, kaum LGBTQI cukup ditolerir, meski tidak secara inklusif. Menurut Menteri Dalam Negeri Singapura, negaranya menyediakan ruang bagi kaum LGBTQI untuk "menjalani kehidupan mereka dan berkontribusi pada masyarakat".

Homoseksualitas masih sepenuhnya dikriminalisasi di Myanmar. Di Malaysia, homoseksualitas juga dianggap sebagai tindak pidana yang dapat dipenjara hingga 20 tahun. 

Timor Leste, negara paling muda di Asia Tenggara, adalah satu-satunya di kawasan yang cukup menjunjung tinggi toleransi terhadap kaum LGBT. Pada Juli 2017, 15 tahun setelah merdeka dari Indonesia, Timor-Leste untuk pertama kalinya menggelar acara ‘Pride March’, yang didukung oleh pemerintahnya. (Marten S, Art Calls Indonesia, 20.06.2024)