WORTH TO SEE

Masih hingga 10 Desember: Galeri Nasional memamerkan benda-benda bersejarah rampasan Belanda

Repatriasi atau pemulangan benda-benda bersejarah yang dahulu kala dirampas penjajah dari Belanda, sudah membuahkan hasil. Artefak peradaban Nusantara seperti arca Ganesha dapat disaksikan untuk pertama kalinya secara langsung di Indonesia – sampai dengan 10 Desember dalam pameran repatriasi di Museum Nasional Indonesia

Pameran ‘Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara’ | Foto: Galeri Nasional Indonesia

Pameran ‘Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara’ | Foto: Galeri Nasional Indonesia

Article Image Title
Editor: Redaksi ACI
05.12.2023

Progres perjalinan hubungan kultural antara Belanda dan Indonesia demi mengembalikan benda-benda bersejarah sudah membuahkan hasil: Dalam pameran ‘Kembalinya Saksi Bisu Peradaban Nusantara’, Museum Nasional bersama dengan Galeri Nasional Indonesia membuka akses kepada berbagai rupa artefak, yang pada masa kolonial dirampas oleh penjajah dari ‘Negara Kincir Angin’. 

Di masa penjajahan, benda-benda bersejarah dari berbagai daerah di Nusantara dikumpulkan dan dikoleksikan di Belanda. Salah satu peninggalan peradaban yang diperagakan dalam pameran repatriasi di Galeri Nasional menggambarkan sosok dewi kebijaksanaan: Arca Prajnaparamita, sebuah arca peninggalan abad ke-13, ditemukan pada awal 1800-an di sekitar Candi Singasari di Jawa Timur. Usai disimpan selama nyaris 160 tahun di Belanda, patung bercorak Buddha itu dikembalikan ke Indonesia pada 1978. 

Baca juga: Merancang pameran untuk artefak warisan Indonesia

Pameran ‘Kembalinya Saksi Bisa Peradaban Nusantara’ juga meliputi empat arca peninggalan Kerajaan Singasari yang baru direpatriasi pada pertengahan tahun ini: Selama tiga abad, Durga Mahisasuramardini, Mahakala, Nandiswara, dan Ganesha dikonservasi di Belanda, dan baru pada bulan Agustus lalu dipulangkan ke tanah air. 

Pameran ini masih dapat disaksikan hingga 10 Desember 2023, dari pukul jam 10 pagi hingga jam 22:00, di Galeri Nasional Indonesia, di Jakarta Pusat. Adapun sepuluh sesi kunjungan setiap harinya, dengan batas peserta maksimal 100 pengunjung per sesi. Daftarkan diri terlebih dahulu melalui laman resmi Galeri Nasional

Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara pada generasi pendatang, pameran ini membuka kesempatan untuk menggali pengetahuan tentang sejarah budaya bangsa. Usai petaka kebakaran di Museum Nasional beberapa waktu lalu, di mana sebagian koleksi museum dihancurkan, artefak-artefak bersejarah seperti keempat arca tersebut perlu dipertanggungjawabkan, dilindungi dan dikonservasi dengan sebaik mungkin.  

(MS, ART CALLS Indonesia, 05.12.2023)

Baca juga: Lebih rugi kalau terampas atau hancur total?

Lebih penting benda budaya Nusantara tetap diawetkan, walau bukan di dalam negeri – atau lebih penting bangsa kita memungkasi aluran kolonial? Kebakaran di Museum Nasional membuktikan, kita belum mampu mengurus keduanya secara bersamaan.