PEMUNAHAN

13 hal di Indonesia yang terancam punah dan rusak untuk selamanya

Beberapa peninggalan budaya dan keajaiban alam dari Indonesia terancam hilang, karena selama ini belum dirawat dengan serius

Desain ACI, Sumber Foto (dari kiri ke kanan): Bone Pos, WikiCommons, NBC News

Desain ACI, Sumber Foto (dari kiri ke kanan): Bone Pos, WikiCommons, NBC News

Article Image Title
Editor: Marten S.
27.09.2023

Budaya lima gender masyarakat Bugis dibinasakan

Status: Dalam 70 tahun terakhir mereka makin terpinggirkan. Jauh sebelum agama, terutama Islam, masuk di Sulawesi Selatan, masyarakat Bugis mengakui satu antara kelima gender dalam sistem budaya mereka sebagai orang suci. Bissu, yang secara gender berada di antara wanita dan pria, menduduki posisi terhormat dan dipercayai menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Di mata oknum mereka adalah sekadar waria yang menyebarkan penalaran LGBT. Budaya kuno masyarakat Bugis tampaknya jauh lebih modern dibanding norma-norma yang dikenal umat masyarakat Indonesia pada masa kini. Berkat unsur-unsur di luar sistem gender biner, budaya Bugis kian tersisih. 

Bissu1

Sudah telat atau belum untuk dilestarikan: Masih bisa.

Alasan budaya Bugis bisa punah: Di mata oknum, tema atau kaum LGBT menyediakan sarana ideal untuk menggeser perhatian publik sejauh mungkin dari aib-aib nyata seperti korupsi. Sayangnya, keberadaan Bissu sebagai penjaga budaya leluhur dikorbankan demi peragaan kekuatan otoritas. 

Siapa yang salah: Pemerintah dan aparat penguasa.

Baca juga: Pentas seni di Sulawesi Selatan dituding tampilkan 'waria' dan unsur LGBT – dibubarkan polisi

Artefak purba di Museum Nasional disia-siakan

Museum

Status: Sebagian rusak.

Sudah telat atau belum untuk dilestarikan: Untuk sebagian benda purba sudah telat.

Alasan: Museum Nasional cenderung mampu bikin pameran imersif ala kadar Van Gogh alive, tapi tidak mampu menjaga koleksi peninggalan peradaban: Dua minggu lalu petaka besar menimpa Museum Nasional, kebakaran melanda sebagian koleksi dan arsip.

Siapa yang salah: Pengelola museum harus bertanggung jawab.

Baca juga:

Hentikan repatriasi artefak, kita belum serius menjaga warisan peradaban

Repatriasi: Lebih rugi kalau terampas atau hancur total?

Es abadi di Puncak Jaya akan meleleh hingga habis

Status: Puncak Jaya adalah gunung terakhir di sepanjang khatulistiwa atau ekuator yang masih diselimuti es abadi. Namun, es abadi akan musnah. 

Sudah telat atau belum untuk dilestarikan: Sudah telat.

Alasan: Perubahan iklim dan krisis egoisme para penguasa dan penanggung jawab di dunia.

Siapa yang salah: Terlalu banyak individu sehingga tidak akan ada satupun yang merasa bersalah. 

Bunga Rafflesia kian sedikit 

Bunga Rafflesia pada umum dikenal berkat aroma busuk yang disebarkan bunga itu. Kini, hampir semua jenis bunga langka itu sudah terancam lenyap.

Hutan Hujan Tropis Sumatera sudah masuk dalam kategori 'bahaya'

Hutan zamrud di Indonesia makin berkurang, begitu pun paru-paru alam di Sumatera. UNESCO sudah berkali-kali memperingati bahwa perluasan lahan pertanian, pembangunan jalan dan perburuan satwa langka berkontribusi buruk pada kelestarian hutan.

Baca juga: Taman Bumi di Danau Toba mungkin akan dicoret dari daftar UNESCO

Orang Utan Kalimantan, Orang Utan Sumatera, Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Burung Jalak Bali, Komodo, Badak Jawa terancam punah

Kami rekomendasikan beberapa media independen seperti Betahita dan Mongabay yang punya wawasan luas mengenai tema ini.

Seni Randai kurang diminati dan didukung, bisa punah

Kesenian tradisional Randai di Sumatera Barat menghadapi kemunduran berkat minimnya dukungan.

Kesimpulan

Segala makarnya sebenarnya sudah diketahui publik. Lemahnya kebijakan pemerintah, dan kelemahan pemerintah untuk menanggulangi tantangan-tantangan besar yang mendefinisikan masa depan anak, cucu dan cicit kita. – Apa yang terjadi 100 tahun ke depan mungkin mencakupi cakrawala imajiner yang tak terbayang bagi kebanyakan penguasa. Ngapain juga peduli dengan petaka orang masa depan ketika lo sendiri sudah mati? Kerunyaman yang ditinggal generasi sekarang tampaknya sudah bukan urusan mereka lagi. 

(Marten Schmidt, Art Calls Indonesia, 27.09.2023)