Rangkuman berita seni sepekan terakhir
Salman Rushdie menulis buku tentang pengalaman kala beliau nyaris dibunuh, ‘documenta forum’ turut buka suara soal Ruangrupa, dan para pendukung Prabowo Subianto bereksperimen dengan seni mural
Salman Rushdie, Photo Copyright: Salman Rushdie
Salman Rushdie mengumumkan rencana menulis buku tentang serangan yang ia alami pada tahun lalu
Tahun 2022, Salman Rushdie (76) dianiaya oleh seorang fanatik Islam yang menyerang Rushdie di atas panggung saat beliau tampil sebagai narasumber dalam sebuah wicara di New York. Imbas kekerasaan tersebut Rushdie buta sebelah mata. Penulis keturunan Inggris-India itu mengumumkan rencana menggemaskan insidennya dalam buku, dan ingin membalas kekerasan dengan seni. "Knife: Meditations After an Attempted Murder" ("Pisau: Renungan Setelah Percobaan Pembunuhan") akan diterbitkan pada April 2024.
Komunitas seniman mural mengartikulasikan keprihatinan terhadap mural ‘Prabowo’
Sekelompok praktisi seni mural di Cilacap mengkritik sebuah mural politis: Jelang kirab tahun politis 2024, para calon presiden RI sudah berlomba menarik perhatian publik. Presiden Joko Widodo pada beberapa kesempatan sudah mengandalkan artis lokal dan influencer sebagai saluran untuk menyebar cita-cita beliau. Pendukung Prabowo tampaknya lebih berselera dengan kesenian. Sebuah mural di Cilacap, Jawa Tengah, memperlihatkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai pejabat yang kokoh. Karya tersebut bertuliskan ‘Untuk Indonesia terus maju’ dan memperlihatkan Prabowo bersama Jokowi berjabat tangan sambil menatap ke dua arah berbeda.
Thread :
— sn.wrr (@san_zr_) October 2, 2023
Saya sangat prihatin melihat gambar ini
Kenapa harus menimpah Grafiti karya temen2 hanya untuk kepentingan politik tertentu
Penutupan wajah ini sebagai rasa protes kita terhadap kampanye Pak Prabowo yg asal nempel tembok tanpa ijin pic.twitter.com/K8p1YGIneV
Sisa-sisa tengkorak: Di pojok kanan terdapat sisa-sisa mural yang ditimpa mural feature-an presiden dan sang capres. Pada foto yang dibagi akun @san_zr_ melalui X, diperlihatkan beberapa tengkorak yang terletak di samping mural seolah sengaja tidak ditutup sepenuhnya agar menyampaikan pesan kontradiktif.
Seorang praktisi seni mural dari Cilacap membagikan tanggapanya melalui X dan menekankan bahwa aksi pembuatan mural tidak bisa dilakukan sembarangan dan mesti mengantongi izin terlebih dahulu, seperti yang biasa dipraktikkan komunitas seniman mural.
Foto: ACI
‘Inside Indonesia’, proyek media yang melawan arus utama sejak empat dasawarsa, berulang tahun
‘Inside Indonesia’ adalah portal berita, esai dan reportase yang meneliti dan mempertanyakan semua hal di dalam negeri untuk pembaca di luar Indonesia. Sudah empat dekade proyek media tersebut menawarkan sudut pandang pemberitaan yang jarang ditemui pada lanskap industri media di Tanah Air. Dalam rangka ulang tahun yang ke-40 Inside Indonesia mengajak semua pembaca untuk membagi pengalamannya melalui tulisan singkat.
Film ‘Mengejar Mbak Puan’ menyuarakan keresahan para Pekerja Rumah Tangga yang diabaikan selama 19 tahun terakhir
Film "Mengejar Mbak Puan" menceritakan pergulatan hidup para pekerja rumah tangga dalam memperjuangkan nasib mereka dari diskriminasi dan kekerasan yang mereka alami. Film tersebut bercerita tentang bagaimana para pekerja rumah tangga selama 19 tahun memperjuangkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dengan mengejar Ketua DPR RI Puan Maharani ke Gedung DPR setiap hari. Film "Mengejar Mbak Puan" pertama ditayang pada 12 Oktober kemarin di depan Gedung DPR RI dan akan ditayang secara berkeliling di sepuluh kota di Indonesia.
Sekretariat ASEAN Jakarta menjadi ruang pameran seni
ASEAN Gallery yang berlokasi di Sekretariat ASEAN, Jakarta, sedang memamerkan karya seni rupa dari sekelompok seniman asal berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Pameran tersebut menegaskan komitmen ASEAN Foundation dalam mendorong pertukaran dan kolaborasi seni budaya sebagai bagian dari program KONNECT ASEAN, sebuah program pengembangan yang didukung oleh Republik Korea dan berfungsi sebagai inisiatif utama ASEAN Foundation di bidang seni dan budaya.
Penulis Palestina Adania Shibli, Foto: FAZ
Frankfurt Book Fair batalkan penghargaan untuk penulis asal Palestina
Penghargaan ‘Liberaturpreis’ untuk penulis Palestina Adania Shibli dalam rangka Frankfurt Book Fair dibatalkan pada 14 Oktober lalu. Karya terbaru oleh Adania Shibli yang berjudul ‘Minor Detail’ mengisahkan penderitaan seorang gadis Palestina yang diperkosa dan dibunuh sekelompok tentara Israel pada 1949. Terutama di Jerman, di mana ajang buku Frankfurt Book Fair diselenggarakan, karya Adania Shibli dibedah secara kritis oleh beberapa kritikus di Jerman. Jumat lalu, Litprom mengumumkan keputusan panitia untuk menunda acara penghargaannya dan mengacu pada “perang yang dimulai Hamas, yang sudah membuat jutaan orang Israel dan Palestina menderita”. Penulis Indonesia Okky Madasari turut menyerukan agar memboikot keputusan panitia.
Foto: FAZ
‘documenta forum’ ikut mengkritik ruangrupa
Setelah ditegur direktur ajang seni documenta dan dikritik kepala Universitas HFBK Hamburg, ‘documenta forum’ ikut mengalamatkan kritik pada dua anggota ruangrupa yang ‘masih tinggal di Jerman’ (lansiran resmi). Pada pekan lalu, dua anggota kolektif seni ruangrupa dikritik usai mengekspos perilaku politis dan reaksi yang dianggap naif oleh beberapa pihak. Yayasan ‘documenta forum’ bertujuan untuk menjaga visi dan misi Arnold Bode, sang pencipta documenta, dan mendampingi festival documenta sebagai pemantau yang menyediakan bahan diskusi seputar politik dan kesenian.
Yayasan ‘documenta forum’ yang diketuai Volker Schäfer menegaskan dalam lansiran publik (12/10/2023) bahwa ‘tindakan gegabah oleh RA dan IH (...) tidak dapat dimaafkan (...)’.