'INVESTASI BODONG'

Perupa yang makan gaji Rp 1,1 miliar untuk bikin karya malah serahkan kanvas kosong pada museum

Dengan penyerahan 'karya' nyeleneh 'Take the Money and Run' seorang 'seniman' asal Denmark beranggapan kalau seisi dunia kecuali doi sendiri betul-betul bego. Pengadilan minta dia mengembalikan duitnya

'Karya' berjudul 'Take the Money and Run' dipamerkan di Museum The Kunsten di kota Aalborg, Denmark | Foto: Berlingske

'Karya' berjudul 'Take the Money and Run' dipamerkan di Museum The Kunsten di kota Aalborg, Denmark | Foto: Berlingske

Article Image Title
Editor: Marten S.
19.09.2023

Seorang ‘seniman’ asal Denmark diperintahkan oleh pengadilan setempat untuk mengembalikan gaji sebesar 500,000 Kroner (setara dengan sekitar Rp 1,1 miliar), usai dia menyerahkan dua kanvas polos tanpa isi kepada museum yang mendanai dia.

Pada 2021, Museum The Kunsten di kota Aalborg, Denmark, memberi komisi senilai miliaran rupiah kepada Jens Haaning untuk membuat sebanyak dua karya berjudul ‘Take the Money and Run’. ‘Karya’ yang kemudian doi hasilkan dan serahkan pada museum berupa dua kanvas putih, polos, tanpa isi. Berbangga dengan kepedean sendiri, Jens Haaning menafsirkan gagasan dia sebagai aksi harfiah: ‘The work is that I have taken their money’.

Rugi dengan investasi bodong, pihak museum telah menuntut si seniman paling jenius itu untuk mengembalikan duitnya. Hanya saja, doi menolak. Kasusnya telah dibawa ke pengadilan, di mana Jens sudah lanjut beradu dengan pihak museum secara legal. Alhasil, dia diperintahkan untuk menyerahkan komisinya kembali ke museum.

Baca juga: Lukisan hilang karya Van Gogh ditemukan terbungkus dalam kantong plastik Ikea

Proyek seni buatan Jens awalnya dimaksud untuk menginterpretasi situasi ekonomi masyarakat Denmark. Pertama diperlihatkan ‘karya’ tersebut, direktur museum, Lasse Andersson, diketahui tertawa, dan memutuskan untuk tetap memamerkan kanvas-kanvas kosong itu. ‘He stirred up my curatorial staff and he also stirred me up a bit, but I also had a laugh because it was really humoristic,’ kata Lasse Andersson kepada BBC.

Untuk ke depannya, Jens tidak berencana berkarya lewat ‘prank’ lagi. ‘It has been good for my work, but it also puts me in an unmanageable situation, I don’t really know what to do,’ pengakuannya kepada media Denmark.

Jadi, apa yang kita belajar teman-teman insan seni? 1. Humornya si direktur museum kayaknya datar abis. 2. Seni kontemporer memang sering ajaib dan nyeleneh. 3. Gak boleh heran kalau banyak orang awam beranggapan seni itu nonsens. 

(Marten Schmidt, 19,09.2023, Art Calls Indonesia) 

Baca juga: Dalam 'Weed Boxing Championship' di Thailand, atlet adu tinju wajib teler dulu