BYE-BYE REPUTASI

Pemerintah Belanda sudah waswas usai petaka di Museum Nasional

Menurut Junus Satrio Atmodjo kebakaran yang telah menghancurkan sebagian koleksi Museum Nasional berdampak negatif pada reputasi lanskap permuseuman Indonesia di mata ahli dari luar negeri

Kebakaran di Museum Nasional pada 16 September 2023 | Foto: Common Use

Kebakaran di Museum Nasional pada 16 September 2023 | Foto: Common Use

Article Image Title
Editor: Redaksi ACI
27.09.2023

Jakarta – Koleksi objek bersejarah yang direpatriasi dari Belanda ke Indonesia masih aman. Akan tetapi, kepercayaan yang sudah dititip pada pemerintah Indonesia untuk merawat benda-benda tersebut kini sudah tergores ‘hipotesis’ oleh pemerintah ‘Belanda’ – setidaknya menurut Dr. Junus Satrio Atmodjo, anggota Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia. “Pemerintah Belanda rada miring informasinya, sudah membuat hipotesis sendiri mengenai kebakaran sebenarnya agak kurang etis tapi biarlah itu urusan mereka,” kata Junus Satrio Atmodjo dalam diskusi publik 'Museum Itu Penting' di Museum Toeti Heraty, Jakarta (25/9/223).

Baca juga:

Amuk Api di Museum Nasional (Part 1): Hentikan repatriasi artefak, kita belum serius menjaga warisan peradaban

Bukan bermaksud polemis, repatriasi warisan Nusantara yang baru dimulai mungkin berkaliber terlalu besar

Amuk Api di Museum Nasional (Part 2): Lebih rugi kalau terampas atau hancur total?

Dengan buruknya tata kelola Museum Nasional semestinya dipertanyakan: Lebih penting benda budaya Nusantara tetap diawetkan, walau bukan di dalam negeri – atau lebih penting bangsa kita memungkasi aluran kolonial? Kebakaran di Museum Nasional membuktikan, kita belum mampu mengurus keduanya secara bersamaan.

Konteks:

Merancang pameran untuk artefak warisan Indonesia

Empat benda bersejarah dari purbakala dikembalikan ke Indonesia. Sebelumnya bagian dari koleksi museum di negara 'Kincir Angin', menteri Kemdikbud Nadiem Makarim ungkap bagaimana arca-arca tersebut akan dilestarikan di Tanah Air

(MS, Art Calls Indonesia, 27.09.2023)