Menari lincah dengan playlist lagu Pride
Serasa menjadi bebas sebagai diri sendiri, terlepas dari orientasi seksual kamu: Dengarkan playlist kurasian kami yang tersusun dari lagu-lagu yang memantapkan kepercayaan diri kamu pas Pride Month.
FYI: 18+ | Artikel ini mengandung frasa-frasa yang tidak direkomendasikan bagi pembaca di bawah umur tersebut.
Playlist ini tidak menyertai lagu-lagu camp abis ibarat oleh Lady Gaga (yaas) atau Ariana Grande (kwiin), tapi iringan musik baru yang telah menyita perhatian awak redaksi kami. Ok, selera kami cukup mengikuti arus utama sih, tapi emang musik pop yang paling berdentum dan booty slapping, gak sih?
Walau tidak gampang melantangkan diri di bulan Pride Month di negara yang cukup diskriminatif terhadap individu-individu berpola queer, mungkin playlist ini bisa bantu kamu merasa nyaman sebagai diri sendiri. Mau dikatai nyeleneh atau berbeda dari norma; mau kamu bermisai walau bukan cowok atau terselubung dalam penjelajahan queer, lagu-lagu berikut hendak menguatkan self esteem kamu untuk cinta diri sejati.
Duh, andainya kru ACI bisa menjadi DJ pada pawai warna-warni… . Bendera melambangkan kebebasan berekspresi berkibar, dan massa nya mandi peluh, menari lincah sembari dibahagiakan dari kompilasi lagu berikut.
Hm, kayaknya gak akan ada yang gunakan playlist ini untuk pesta serupa, tapi setidaknya bop-bop ini masih cocok untuk didengar sambil jogging, bersih-bersih kamar atau ndusel pun – baik sama pasangan cis- maupun non-cis gender!
Catat: Daftar ini kami kompilasikan dari musisi yang memang mempresentasikan diri blakblakan tanpa pencitraan seperti queerbaiting.
Rina Sawayama - This Hell
Ingat gak, beberapa tahun silam seorang menteri Indonesia pernah mengujar bahwa kaum queer lebih membahayakan daripada bom nuklir. Bagi kaum gay (kaum koruptor juga dipersilahkan) yang berkenan ikut survey ke neraka, diajak Rina Sawayama untuk ikut tebengan Rina bareng-bareng ke sana. Cleverly dikonsep sebagai perpaduan power-pop (Gaga lagi, Gaga lagi) dengan genre country (Wahai, Shania Twain), lagu ‘This Hell’ memang layak menjadi lagu kebangsaan kaum nuklir dan lagu favorit bagi semua yang muak dengan status quo.
Isaac Dunbar - Bleach
Yang pernah membeli cat warna Miranda di Indomaret, pasti tahu kalau mewarnai rambut sekali saja tidak cukup untuk menghasilkan tone warna yang memuaskan, sehingga harus cat ulang (Gue juga pernah). Bedalah dengan lagu ini – sekali didengar sudah menjadi ketagihan. Mana hubungannya? Bertajuk ‘Bleach’, lagu ini oleh Isaac Dunbar menyanyikan the politics of hair.
Dengan lirik sarkastik ‘Mommy issues manifested back into my marriage/ This is a sign to bleach your hair,’ pria berumur 19 tahun ini menelusuri coping mechanisms seperti mengubah gaya rambut sebagai aksi setelah putus dengan pasangan. Hai, Lady Gaga yang juga pernah memanifestasikan kebebasan beliau lewat perilisan lagu tentang rambut.
Berciri theatrical bak Lady Gaga’s 'Born This Way', Isaac Dunbar menyiramkan rujukan inspiratif dari Freddie Mercury dan Prince dan mengemas nya dalam album ‘Banish the Banshee’ – tersebutnya bukan banci ya. Sedemikian, judul lagu ini bukan ‘Usir si Banci’. Namun, banshee merujuk pada warisan karya Shakespeare. Jelas: Isaac Dunbar telah menjadi idola Gen Z kami!
Self Esteem - Prioritise Pleasure
Perkenalkan, berikut ada Self Esteem. Musisi tenar ini telah dianugerahi atas kesuksesan album 'Prioritise Pleasure'. Pada zaman ini kayaknya tak ada penyanyi selain Self Esteem yang mampu menarasi istilah-istilah bagai emansipasi dan kepercayaan diri dengan begitu mantap, enerjik dan mumpuni.
Shave my pussy (that's just for me)
Unfollow you (that's just for me)
Keeping busy (that's just for me)
And sleeping in (that's just for me)
Fuck where I've been (that's just for me)
My daydreaming (that's just for me)
Out sexting (that's just for me)
My freedom (that's just for me)
Dorian Electra - Sorry Bro, I Love You
Sorry bro, no homo, I love you. Bayangkan kawanmu membuka hati dan mengucapkan perasaan beliau padamu. Kebanyakan bros mungkin akan mempercandakan ungkapan tulus itu. Padahal, tinggal dibalas dengan ‘I love you too.’ Lebih gemas lagi disertai: ‘The way you are, bro.’
Chanel - SloMo
Pengunjung setia tempat hiburan Basque dan Boca Rica di Jakarta (sorry, penulis teks ini sudah dua tahun gak kemana-mana dan agak ketinggalan tempat apa yang sekarang hits dalam tiap pemasaran audiens) mungkin cukup akrab dengan lagu-lagu Latin-Pop yang mengiramakan satu dance floor dan membuat semua tamu bertranspirasi dan bergoyang baik secara horizontal maupun vertikal. Penyanyi Chanel asal Spanyol siap menjadi instruktur untuk berajojing bareng-bareng. ‘Booty hypnotic make you want more more more’ - Gasss.
Kami rekomendasikan untuk tonton video clip nya: Chanel ini mirip banget sama Doja Cat, asli!
Tove Lo - No One Dies From Love
Andainya warga Jakarta tidak akan bite the dust akibat polusi udara, tapi gegara kerinduan pada seseorang yang menimbulkan kondisi sangat tidak sehat sehingga menyebabkan kita meninggal. Kematian atas nama asmara jelas lebih theatrical dan indah dibanding mati karena warga Jakarta malas jalan kaki dan mengotori udara kota dengan jutaan kendaraan bermotor.
Oke, sebelum saya lanjut berorasi tentang kota berkelanjutan, saya sarankan lagu 'No One Dies From Love' oleh Tove Lo. Bagi yang pernah melewati masa berat diiringi latar musik ‘Habits’ oleh Tove Lo, lagu anyar oleh beliau akan membuat kamu sama-sama merasa sendu dan memicu pusat rasa sakit di dalam otakmu untuk mengungkapkan momen-momen cathartic dan patah hati.
Sam Fenders - Getting started
Karier artis satu ini asal UK tumbuh pesat di jagat pop. Album ‘Seventeen Going Under’ oleh Sam Fenders telah pernah duduki posisi pertama tangga lagu UK. Rilisan anyar dari album tersebut berjudul ‘Getting Started’ membesut semua playlist Confidence Boost layaknya berdiri tegak, melebarkan sayap, hadapi tantangan dan mengklaim:
I’m only getting started! / Don't mean to be disheartened / Felt like giving up so many times before / But I'm still here grinding
Chosen Family
Memiliki teman yang menjadi keluarga bagimu merupakan harta yang harus kamu jaga dengan baik dan tulus untuk selamanya. Keluarga itu memanglah nukleus yang melindungi kita. Akan tetapi, kadang tak semua ciri, aspirasi, kelelahan dan penderitaan kita bisa dijaga oleh keluarga genealogis. Ada juga momen-momen bahagia yang tak bisa kita bagikan dengan keluarga yang membesarkan kita tanpa mengecewakan mereka – tapi dengan sahabat-sahabat yang menemani kita dalam jelajahan identitas jati diri. Inilah chosen family, yang harus kita menghargai sebagai bagian dari hidup kita. Berterimakasihlah, mencintailah dan bersetialah pada adik dan kakak chosen family mu.
Rina, please come to Indonesia <3