REKOMENDASI CIAMIK DAN BERMAKNA

Iksan Skuter mengajak kita semua untuk bersenandung sambil menghadapi kiamat dunia

Lagu anyar oleh Iksan Skuter bergema bak lambang kecuekan warga bumi terhadap isu-isu paling krusial di zaman ini

Iksan Skuter, salah musisi dari gerakan 'Music Declares Emergency' | Foto Header, Foto Text Body: Alarm Records

Iksan Skuter, salah musisi dari gerakan 'Music Declares Emergency' | Foto Header, Foto Text Body: Alarm Records

Article Image Title
Editor: Marten S.
04.12.2023

Apa yang menyamai sang pembawa melodi-melodi nostalgia, Iksan Skuter, dengan musisi dan band dari mancanegara seperti Billie Eilish, Tame Impala atau Rage Against The Machine? Mereka semua tergabung dalam sebuah gerakan global berjudul ‘Music Declares Emergency’, terdiri dari pelaku musik dan pekerja industri yang berkomitmen untuk menyalurkan sebuah pesan ‘darurat’ pada audiens. 

Iksan Skuter bersama 12 musisi Indonesia lainnya berperan sebagai katalisator lokal untuk melahirkan lagu-lagu penuh kegelisahan dan keresahan terhadap daruratnya krisis iklim yang kita hadapi. Indonesia menjadi negara Asia pertama yang tergabung dalam gerakan global ini, yang diamplifikasi antara lain oleh Thom Yorke dari Radiohead dan Kevin Parker dari Tame Impala. 

Baca juga: Apakah hanya anak orkay mampu menjadi 'changemaker'?

Dikurasi secara saksama oleh Alarm Records, Iksan Skuter, Rhythm Rebels, Prabumi dan segelintir musisi lain dari Indonesia mencuatkan lagu-lagu baru ke permukaan yang dibalut dalam maha-tema daruratnya krisis iklim. Dikemas dalam album berjudul ‘sonic/panic’, mereka menghadirkan karya-karya yang menggoda, segar dan layak untuk didengarkan, sambil menyadarkan kita bahwa tata kapitalis di dunia ini dan perilaku para pemimpin global akan memanuver kita semua ke dalam ‘zaman yang menderita’. 

Meta Ey Jzcm N CD W Nr Zx Qi Oi Jiemds Zmls Zx Mif Q== 2

‘Habisilah kami untuk yang terakhir kali – Manusia terlewat batas – Manusia layak menderita’

– Iksan Skuter, lagu ‘Habisilah kami untuk yang terakhir kali’ dari album kolektif ‘sonic/panic’

Lagu ‘Habisilah kami untuk yang terakhir kali’ menonjol sebagai pengingat pedih tentang fatalnya sikap apatis warga bumi terhadap degradasi lingkungan. Alamak, kemanusiaan sendiri akan menderita – bukan buminya – dan umat manusia layak dihukum secara kolektif dan dilanda malapetaka, agar sadar akan konsekuensi. 

Lagu tulus nan catchy 

Kontribusi melodik tersebut oleh Iksan Skuter pada album kolektif ‘sonic/panic’ berbunyi bak komposisi diciptakan untuk dibawa dalam settingan sinematik oleh orkestra besar. Iksan Skuter mengobati rasa sakit dalam semua hati yang remuk – umat manusia rupanya masih masa bodoh dengan krisis iklim. Ia memperpadukan melodi penuh nostalgia dengan lirik yang menggugah pikiran, mengajak kita semua untuk bersenandung sambil merenungkan dunia di sekitar kita. 

Baca juga: 'Kami adalah ruang di mana khalayaknya merasa nyaman untuk berbagi gagasan-gagasan mereka'

Semangat terhadap aksi kolektif demi penjagaan iklim tidak boleh turun, 13 musisi menawan yang di-feature pada rilisan independen ‘sonic/panic’ bisa didengarkan di semua platform streaming. 

(Marten Schmidt, Art Calls Indonesia, 04.12.2023)

More Contact than Just Contacts Aci