Identitas Banksy, seniman anonim nan tenar, akhirnya terungkap
Misteri seputar identitas asli seniman grafiti Banksy masih banyak teka-tekinya. Sebuah wawancara dari tahun 2003 yang baru-baru ini dimunculkan oleh BBC, membuat dunia seni kembali menerka siapakah yang sebenarnya di balik sosok Banksy
Banksy, seniman jalanan yang dari awal karier merahasiakan identitasnya. Ia terkenal berkat caranya ia mengimplementasikan objek-objek site-specific pada karya seni jalanan | Photo: William Edwards, Agence France-Presse
Dari awal ia eksis, Banksy konsisten menyamarkan identitas diri sendiri – dari jaman orang masih menggunakan kamera analog hingga sekarang. Sebuah cuplikan wawancara yang baru-baru ini diterbitkan BBC, menyiratkan satu dan lain detail baru tentang Banksy yang berpotensi menamatkan berbagai spekulasi seputar identitas ia.
Dalam wawancara tersebut dari kala 2003, Banksy diajak ngobrol dengan seorang wartawan meja budaya dari BBC. Hanya sebagian dari bahan tersebut disiarkan jaman itu guna meliputi sebuah pameran oleh Banksy di London. Habis membasi dalam arsip selama dua dekade, galian rekaman obrolan lawas itu dimuatkan dalam podcast anyar seputar Banksy berjudul ‘The Banksy Story’.
Banksy, seniman mural yang dari awal karier merahasiakan identitasnya. Ia terkenal berkat caranya ia mengimplementasikan objek-objek site-specific pada karya seni jalanan | Photo: Instagram Banksy
Wajahnya Banksy tetap belum dikenal publik, namun nama panggilan serta suara dia tampaknya sudah dibocorkan dalam podcast tersebut. Ditanya wartawan BBC, Banksy yang kala 2003 masih berusia 20-an, mengungkapkan nama panggilannya: ‘Saya Robbie’. – Apakah bahan informasi itu sudah cukup untuk memecahkan anonimitas Banksy? Mungkin belum. – Lalu, bagaimana penampilan si Banksy? ‘Saya tidak ingat. Kayak cowok biasa saja yang pakai hoodie. Mungkin itu kunci kesuksesan dia, bahwa orang pada gak bisa ingat muka dia (karena pasaran),’ jelas Nigel Wrench, wartawan BBC yang pada tahun 2003 sempat bertemu dengan Banksy. Menurutnya, selain penampilan seperti cowok biasa saja, Banksy waktu itu tampak super santai dan berbicara dengan logat anak kelas pekerja khas Bristol.
Baca juga: Interview dengan seniman dari Bandung (?) yang merahasiakan identitasnya dengan ketat
Dalam wawancara ini, yang terlaksana dengan cara amat unik, ART CALLS INDONESIA membuka kontak dengan Beyond Crap, seorang seniman visual yang sepertinya bermukim di area Bandung. Kami juga hanya tebak-tebakan saja, berkat sang seniman misterius ini memilih untuk menutupi identitas aslinya
Bukan pertama kalinya identitas klandestin Banksy nyaris bocor
Baru beberapa bulan lalu Banksy diminta melepaskan ‘topengnya’ dalam perselisihan soal hak cipta dengan perusahan percetakan kartu pos yang memakai motif-motif karya Banksy. Adapun beberapa kawan dan rekan Banksy yang diminta pendapatnya oleh BBC. Ditanya oleh BBC apakah cuplikan suara tersebut beneran suaranya Banksy, dan apakah nama asli dia memang Robbie Banks, seorang mantan pacar Banksy menjelaskan bahwa nama Robbie Banks hanya saja semacam analogi terhadap ‘robbing banks’ (merampok bank), dan hanya menonjolkan sifat centilnya Banksy saja. Selebihnya, sang mantan Banksy itu turut menjaga rahasia beliau.
Baca juga: Mengupas kulit mayat, studio tato ini mempreservasi tato manusia
Nigel Wrench pun, wartawan yang konon pernah kenalan dengan Banksy, menyatakan tidak berniat memecahkan rahasianya Banksy. Wrench menekankan bahwa hanya melalui anonimitas yang dijaga ketat oleh Banksy, ia bebas untuk berkarya dan meninggalkan bekasnya di seluruh dunia. – Iya sih. Bagaimanapun, kepenasaran warga dunia seni terhadap identitas Banksy juga membangkitkan popularitas serta bisnis seniman jalanan itu. – Salah karya Banksy bahkan pernah dijual dengan harga USD 21,9 juta di lelang seni Sotheby’s.
Dari apa yang sudah diketahui tentang identitas Banksy, bisa dibilang beliau kemungkinan besar seorang Cis-Male berkulit putih asal Inggris yang sudah menuju umur 50-an. Selebihnya, enigma identitas Banksy masih menjadi jaminan kelancaran bisnis dan kebebasan kesenian bagi dia.
Baca juga: Lukisan gua di Sarawak menceritakan kisah perlawanan terhadap penjajah
(Marten Schmidt, 28.11.2023, Art Calls Indonesia)