POLITIK SENJATA

Di Thailand, vaping dilarang keras, tapi senjata api ramai diperjualbelikan online di platform e-commerce

Seorang remaja berusia 14 tahun menembak mati dua orang di sebuah mall mewah di Bangkok pada hari Selasa kemarin. Kebijakan politik senjata Thailand kembali dipertanyakan.

No place for vapers: Thailand tidak se-ramah Indonesia terhadap pengguna alat vaping | Sumber foto: shine.cn

No place for vapers: Thailand tidak se-ramah Indonesia terhadap pengguna alat vaping | Sumber foto: shine.cn

Article Image Title
Editor: Redaksi ACI
05.10.2023

Bangkok – Berbeda dengan Indonesia, penggunaan alat vaping dibatasi ketat di Thailand. Tindakan vaping bisa mengantar kamu ke Hotel Prodeo Siam, dan bisa didenda hingga Rp 14 juta. – Juga berbeda dengan Indonesia, perdagangan senjata api kurang dikontrol di Negeri Gajah Putih, warga sipil pun bisa membelinya melalui beberapa loophole. 

Thailand berkehendak menutupi celah kriminal tersebut, agar perdagangan senjata api secara ilegal lebih direstriksi. Angka kepemilikan senjata api membawa Thailand ke perangkat satu di seantero kawasan Asia Tenggara dan mengungguli negara lain di kawasan seperti Indonesia. 

Baca juga: Dalam 'Weed Boxing Championship' di Thailand, atlet adu tinju wajib teler dulu

Pada hari Selasa kemarin (03/10) seorang remaja berusia 14 tahun, yang bersekolah di sebuah sekolah elit di Bangkok, menembak mati dua orang di salah mall paling mewah dan ramai pengunjung di Bangkok. Senjata api yang digunakan pelaku tersebut diketahui dibeli secara online oleh pelaku  yang kemudian dimodifikasi sendiri olehnya. 

Dilansir Reuters, senjata api kosong, yang kemudian dimodifikasi agar menjadi senjata letal, bisa dibeli di nyaris semua platform e-commerce seperti Lazada dan Shopee di Thailand, dengan harga mulai dari sekitar USD 135. Shopee, yang dimiliki oleh Singapore Sea Ltd (SE.N) dan Lazada milik Alibaba tidak segera menanggapi pertanyaan dari Reuters.

Baca juga: Dua kasus tenar, dua vonis yang tampaknya kontras

(red ACI, 05.10.2023)