Profil Yos Suprapto: Pelukis berani dengan oeuvre penuh makna
Polemik antara Galeri Nasional Indonesia dan Yos Suprapto telah berkumandang luas. Perupa legendaris itu berhasil mengakumulasi perhatian publik usai dia menjadi sasaran sensor.
ACI
Yos Suprapto (lahir di Surabaya, 1952) adalah seorang pelukis yang dikenal sebagai sosok nan berani dan lantang dalam menyuarakan gagasan melalui karyanya. Perupa senior ini memiliki kepekaan mendalam terhadap isu-isu sosial. Karya-karyanya menjadi refleksi tajam terhadap kondisi sosial dan kerap menyentuh isu-isu seperti ketidakadilan dan korupsi di kasta elit.
Kesadaran beliau akan penyimpangan di dalam negeri sudah terbentuk sejak masa mudanya ketika Yos aktif sebagai aktivis mahasiswa melawan rezim Orde Baru.
Yos menyandang gelar PhD dalam bidang Sosiologi Kebudayaan dari Southern James Cook University, Australia. Selama lebih dari 25 tahun, ia merantau di Negeri Kanguru, namun tetap produktif berkarya berperspektif Nusantara. Gaya lukis Yos dikenal sebagai ekspresi gamblang namun sarat makna simbolis.
Baca juga: Rule of thumb untuk menyelamatkan karya seni kalian dari sensor
Satir agama, orientasi seksual, kritik terhadap penguasa: Ada banyak tema yang rupanya tabu untuk praktisi seni. Kalau seniman-seniman kondang seperti Yos Suprapto bisa terbatas dalam kebebasan berkesenian, bagaimana dengan pelaku seni pendatang baru?
Perupa legendaris ini, yang kiprah perantauannya tercermin dari gaya bertuturnya dengan mencampurkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, telah mengadakan banyak pameran di berbagai kota di Indonesia. Yos Suprapto pernah menggelar sejumlah pameran besar sepanjang karier, termasuk "Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa" (Galeri Nasional, 2001) dan "Mata Hati Demokrasi" (Taman Budaya Surakarta, 2002). Pada 2005, ia memamerkan "Republik Udang" di Tembi Gallery, Yogyakarta, yang mengkritik korupsi di era Soeharto. Kendati tinggal di Australia, keberaniannya sempat membuat nyawanya terancam.
Pameran terakhir Yos di Galeri Nasional pada 2017, yang bertajuk "Arus Balik Cakrawala", menyoroti budaya maritim Indonesia. Salah satu lukisan yang dipajang bertajuk Arus Balik menyerukan pentingnya revitalisasi budaya maritim untuk kesejahteraan bangsa.
Selain sebagai pelukis, Yos juga aktif di bidang lingkungan dan pertanian. Ia turut menulis buku Aplikasi Pupuk Kandang yang Ramah Lingkungan dalam Perspektif Budaya (2022) dan pernah memimpin The Rainforest Information Centre di New South Wales, Australia. (MS, Art Calls Indonesia, 24.12.2024)