PAUS PRO-LGBT

Paus Fransiskus mengizinkan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, menyetujui pedoman Vatikan yang membuka gereja untuk pasangan queer – atau pasangan yang kerap dianggap berdosa. Dianggap sesuai realitas kehidupan masyarakat di pelbagai negara Barat, gebrakan ini cenderung dianggap menyimpang di banyak sudut lainnya di dunia. Paus Fransiskus juga meminta toleransi terus dipertahankan khususnya di Indonesia

Pexels

Pexels

Article Image Title
Editor: Redaksi ACI
20.12.2023

Vatikan, Roma – Paus Fransiskus memberikan izin kepada para pastor Gereja Katolik untuk memberkati pasangan di luar ‘norma’ – namun, secara bersyarat. Keterangan deklarasi yang dikeluarkan oleh dikasteri untuk ajaran Imam mencatat bahwa ‘pemberkatan semacam itu tidak boleh dilakukan dengan upacara Gereja apa pun yang memberikan kesan pernikahan’. Pedoman baru itu telah disetujui Paus Fransiskus pada hari Senin (18/12).

Deklarasi baru itu dinilai tidak mengubah doktrin Gereja (sakramen) tentang pernikahan antara seorang perempuan dan seorang pria. Melalui deklarasi tersebut para pastor dihimbau untuk mengambil keputusan sesuai kebijaksanaan berdasarkan kasus per kasus. Sedemikian, pastor tidak boleh mencegah atau melarang kedekatan Gereja dengan umat dalam setiap situasi di mana mereka (pasangan sejenis) mungkin mencari pertolongan Tuhan melalui pemberkatan sederhana.

Menurut dokumen Vatikan yang diteken Paus Fransiskus, pemberkatan ini tidak diperbolehkan menjadi bagian dari liturgi gereja atau ritual lainnya. Pemberkatan ini juga tidak sama dengan pengesahan secara hukum sipil (red: beberapa negara di dunia memperbolehkan kawinan pasangan sejenis). ‘Pemutakhiran’ doktrin Gereja Katolik ini tidak dimaksud untuk melegitimasi status pernikahan pasangan sejenis secara religius, tetapi menjadi tanda dari mata agama bahwa semua umat disambut dan diterima.

Baca juga: Warisan Budaya atau 'Waria LGBT'?

POPE FRANCIS STUDENTS LISBON

Dinilai ‘revolusioner’ 

Gereja Katolik rupanya gonjang-ganjing berkat penalaran baru dari pemimpin tertinggi Takhta Suci Vatikan. Keputusan tersebut memicu perdebatan di jajaran petinggi Katolik. Di negara-negara seperti Polandia, yang selama ini dipimpin oleh partai-partai berkedok agama, keputusan tersebut mencuat berbagai pendapat berbeda dengan Paus Fransiskus.

Dalam wawancara dengan DW, Wolfgang Rothe, seorang pendeta dari Munich, Jerman menekankan kesan yang dibekali melalui deklarasi tersebut: ‘(red: Mengingat bahwa banyak negara di dunia belum mengakui hak asasi manusia secara penuh,) rupanya sangat penting bahwa deklarasi ini telah ditandatangani oleh Paus langsung. Hal itu cukup langka.’ ‘Ini adalah tanda bahwa deklarasi itu diberikan status yang sangat tinggi,’ kata Rothe. 

Melihat negara-negara seperti Ghana, di mana individu homoseksual rentan dipenjara, Rothe menilai keberpihakan Paus sebagai sinyalemen penting. Awal Desember kalangan petinggi gereja di Ghana telah mendukung pemerintah setempat dalam memperketat hukuman untuk tindakan homoseksual. Pada tingkat global, masih terdapat 60 negara di mana homoseksualitas merupakan larangan hukum. 

Terhadap diskriminasi tersebut, Rothe menanggapi deklarasi Vatikan bagai ‘revolusioner’. Menurutnya, Vatikan sedemikian menghapuskan dogma yang selama ini diandalkan oleh uskup dan pastor di negara-negara yang tidak terbuka kepada manusia berorientasi berbeda dari ‘norma’.

Baca juga: Pembakaran Al-Quran: Bagaimana batasan antara kebebasan berekspresi dan penistaan agama?

Paus minta toleransi terus dipertahankan di Indonesia 

Megawati Bertemu Paus Fransiskus

Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bersalaman dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Senin (18/12/2023). | Foto: Vatican Media

Dalam pekan yang sama dengan gebrakan pernyataan pro-LGBT tersebut, Paus Fransiskus juga telah mengirimkan pesan kepada rakyat Indonesia melalui pertemuan dengan Megawati Soekarnoputri. Melawat ke Roma, presiden ke-5 RI menyampaikan komitmen Indonesia dalam menjaga toleransi dan kerukunan umat beragama dalam audiensi di Istana Kepausan pada Senin (18/12). Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan diterima oleh Paus Fransiskus, Kepala Negara Vatikan dan pemimpin tertinggi Takhta Suci Vatikan untuk mendorong upaya-upaya mewujudkan toleransi lintas batas.

Megawati menyampaikan sebuah pernyataan dalam Bahasa Indonesia dan menyinggung sejumlah isu seperti kepentingan untuk terus berjaga toleransi antar umat beragama di Indonesia. ‘Memang beliau (Paus Fransiskus) meminta untuk supaya apa yang terjadi di Indonesia dalam kehidupan kerukunan beragama agar diteruskan,’ kata Megawati kepada sejumlah wartawan Indonesia seusai audiensi. 

(MS, 20.12.2023, Art Calls Indonesia)

Glosarium:

Pemberkatan: Di Gereja Katolik, pemberkatan adalah sebuah doa atau permohonan, biasanya dilakukan oleh pastor untuk meminta tolongan dari Tuhan. Praktik pemberkatan sesama jenis sudah dilakukan di beberapa negara seperti Belgia atau Jerman, meski selama ini belum mendapatkan persetujuan dari Takhta Suci.