BENCANA SENI

Karya seniman Indonesia dikatai 'mengerikan' oleh Kanselir Jerman

Presiden, Kanselir dan masyarakat Jerman sewot gegara segelintir pelaku seni tanah air akibat tuduhan antisemitisme. Pejabat tertinggi Jerman turut menegur seniman-seniman Indonesia tersebut.

Screenshot 3sat Mediathek

Screenshot 3sat Mediathek

Article Image Title
Editor: Marten S.
27.06.2022

Jakarta / Kassel - Kami membuka rangkaian peliputan kami tentang festival seni documenta fifteen dengan mengontekskan apa yang sedang terjadi di kota Kassel (Jerman), di mana pagelaran documenta dilangsungkan oleh segelintir pelaku seni asal Indonesia. 

Apa yang terjadi?

Kolektif seni ruangrupa disoroti oleh media internasional bukan hanya berkat mereka mengurusi festival seni documenta sebagai tim kuratorial. Namun, caranya ajang seni terbesar sedunia tersebut dikelola oleh ruangrupa dan panitia menjadi masalah publik yang bahkan diistilahkan 'bencana seni' oleh lanskap media khususnya Jerman. 

ruangrupa mendapatkan kritik keras karena ketidakjelasan mengenai posisi mereka terhadap tema antisemitisme. Sejak awal tahun ini (ACI waktu itu telah meliputinya sebagai satu-satunya media Indonesia) ruangrupa tak berhasil memecahkan alegasi mendukung pola anti-Yahudi lewat cara mereka kurasi festival documenta. Waktu itu, tim pengelola documenta telah diperingati oleh publik dan politik Jerman untuk tidak memancangkan pikiran antisemit.

Berkonotasi antisemit 

Faktanya, ruangrupa memang memperbolehkan dipamerkannya karya-karya seni bermuatan unsur-unsur antisemit. Salah satu lukisan yang dituduh berkonotasi rasis berupa karya mural berukuran sebesar baliho oleh kolektif Taring Padi asal Indonesia. 

Karya bertajuk 'Keadilan Rakyat' itu terdapat sosok tentara dengan kepala babi yang mengenakan syal dengan gambar 'Star of David' dan helm bertuliskan 'Mossad'. Kiasan yang dinilai antisemit juga terlihat dalam figur lainnya yang bergambar sosok laki-laki dilambangkan 'SS' di atas topi. 

2

3

Salah satu gambar yang dipermasalahkan 
Foto atas: stern.de / bawah: derstandard.at

Dalam konteks sejarah Jerman, seni apapun yang tidak bersifat reflektif dan bermuatan rasis (khususnya anti-Yahudi) ditolak keras oleh publik. Dengan gambaran figur bergigi taring dan hidung bengkok figur-figur tersebut yang terdapat pada lukisan Taring Padi cukup memberikan kesan karikatural yang kerap dipakai Nazi untuk mendiskreditkan orang Yahudi. Lewat statement publik, Kedutaan Besar Israel di Jerman menyatakan karya tersebut tak beda dari agitasi karikatural pada zaman Nazi

Kini, kasus tersebut usai dengan pencopotan karya Taring Padi yang diduga bermasalah setelah sempat dipasang di alun-alun di tengah-tengah kota Kassel. 

Ditolak keras oleh politikus Jerman

Sebelum tuduhan antisemit terhadap karya-karya tersebut menjadi publik, Presiden Republik Jerman, Frank-Walter Steinmeier, telah menegaskan lewat pidato pada pembukaan festival documenta bahwa publik Jerman tidak mentolerir seni yang bersifat sembrono terhadap isu antisemitisme. 

Kendati telah diperingati oleh Presiden Jerman, dugaan antisemit (yang sebelumya sudah tak dipecahkan oleh tim pengelola documenta) muncul kembali dan memicu reaksi negatif oleh Kanselir Jerman. Kanselir Olaf Scholz menyatakan, ia tak berkenan mengunjungi festival documenta dan menilai hasil kurasi ruangrupa sebagai 'mengerikan' dan menyakitkan.

Begitupun Menteri Budaya Claudia Roth sambungnya dan menegaskan ia tak terima dan menolak keteledoran oleh documenta, ruangrupa serta yang bertanggung jawab. 

Tak sadar dengan konteks historis 

Diwartakan oleh sarana media 'Spiegel' dari Jerman, awalnya Taring Padi terkejut. Lantas, lewat pernyataan tertulis, kolektif tersebut secara tidak langsung telah mengakui bahwa kurang paham dengan konteks kebudayaan Jerman, walau salah satu anggota Taring Padi bahkan telah berkuliah dan bermukim di Jerman.

Tidak berkontribusi baik pada festival documenta, ruangrupa dan Taring Padi, reputasi ketiga pihak tersebut telah bermuatan negatif di mata publik dan kasta politik Jerman.

 

Mengontekskan dan meliputi...

...pagelaran documenta dan keterlibatan pelaku seni Indonesia, dalam beberapa hari kedepan Art Calls Indonesia hendak mempublikasikan seuntai artikel selanjutnya. Untuk ulasan dari festival sendiri, Art Calls Indonesia sebagai sarana media asal Indonesia berencana berkunjung langsung ke Jerman dalam waktu dekat.

Baca juga 

Begini Media Barat Mengomentari Permasalahan Documenta 

Informasi lebih lanjut mengenai documenta fifteen