KELUAR DARI RUANG GEMA

Daftar medan krisis kemanusiaan yang tak boleh diabaikan para aktivis sosmed di 2024

Pelanggaran HAM tidak hanya berujung petaka di Gaza saja. Prediksi ‘International Rescue Committee’ memperingati dunia tak boleh bersikap apatis terhadap sejumlah zona kacau lainnya.

Adama Wudaa cradles her daughter in her lap at an IRC stabilization clinic in Nigeria for children with acute malnutrition. (Foto: IRC)

Adama Wudaa cradles her daughter in her lap at an IRC stabilization clinic in Nigeria for children with acute malnutrition. (Foto: IRC)

Article Image Title
Editor: Marten S.
03.01.2024

Sebanyak 190 negara dianalisis International Rescue Committee (dipersingkat IRC) guna mengidentifikasi warga negara mana saja paling berisiko terkena krisis kemanusiaan baru atau kian digemparkan di tahun 2024. Daftar peringkat ‘Emergency Watch List’ yang dikeluarkan IRC dan didasarkan pada analisis kuantitatif dan kualitatif, memperurutkan negara-negara yang paling berisiko. 

IRC didirikan pada tahun 1933 atas impuls oleh Albert Einstein untuk membantu kaum pengungsi yang melarikan diri dari genosida kala Eropa Tengah diguncang oleh pemerintah Nazi. Organisasi bantuan internasional untuk pengungsi dan korban perang tersebut berbasis di New York City.

Diamplifikasi oleh media sosial, krisis yang dihadapi warga Palestina telah mendominasi pemberitaan pada tahun kemarin. Sejumlah daerah lainnya di dunia pun juga digonjang-ganjing pertaruhan politik dan perang saudara. 

Momok-momok Myanmar

2

Krisis terbesar dan paling buram di kawasan Asia Tenggara tak kunjung diselesaikan dan mengancam masyarakat sipil Myanmar. Pada 2021 pemerintah Myanmar dikudeta, kekuasaan dirampas junta beranggota sosok-sosok militer. Junta militer tersebut melanggar HAM masyarakat Myanmar. Aparatnya berwatak sadis dan membunuh anak-anak bangsa sendiri.

Myanmar adalah tetangga Indonesia: Myanmar beranggota di ASEAN sejak 1997. Berbagai upaya ASEAN untuk menyelesaikan krisis di Myanmar sampai sekarang belum membuahkan hasil memuaskan. 

Kepasifan pemerintah Indonesia untuk menamakan sosok-sosok pelanggar HAM di Myanmar kurang dibahas dalam media lokal. Pada kesempatan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pun beberapa bulan lalu pun, media Tanah Air bukan menyoroti ketidakhadiran perwakilan junta militer Myanmar, namun eloknya lampu-lampu kelap-kelip kala acara makan malam para petinggi ASEAN di Jakarta.

1

(Foto atas dan bawah:) 'Resistance' - sebuah karya fotografi yang dipamerkan dalam rangka '2 Years into the Myanmar Coup' di Bangkok Art and Culture Center pada Maret 2023. Karya fotografi yang ditampilkan merupakan koleksi Doh Hlay, sebuah NGO yang memperkenalkan perspektif-perspektif orang Myanmar. | Foto: ART CALLS Southeast Asia / ART CALLS Indoensia 

Apa yang dilakukan oleh ASEAN terhadap Myanmar? Di atas kertas, ASEAN telah mengimplementasi lima butir konsensus untuk mengurus krisis Myanmar. Konsensus itu mendengungkan kehendak ASEAN untuk mencari jalan keluar dari krisis kemanusiaan dan politik di Myanmar. Namun, junta militer Myanmar tidak melaksanakan lima poin konsensus tersebut. Kehendak masing-masing anggota ASEAN pun kurang ter-orkestrasi dan menggegerkan marwah ASEAN. Prinsip non-interferensi (sikap you do you) juga membuat ASEAN terkesan kurang tegas. 

Jumlah warga Myanmar yang membutuhkan bantuan kemanusiaan: 18,6 juta (⅓ dari populasi total)

Jumlah warga Myanmar yang diungsi dalam negeri: 2 juta (telah meningkat sebanyak 36% di tahun 2023)

Sebanyak 6 juta balita, anak dan remaja di Myanmar menderita sebab pengungsian, ketiadaan fasilitas kesehatan, buruknya kualitas pendidikan dan malagizi atau malnutrisi. 

Prognosis IRC: 

  • Masyarakat sipil terus dirugikan dan menderita sebab agresi dan represi junta militer 
  • Situasi ekonomi yang buruk akan mempersukar kebutuhan bantuan kemanusiaan 
  • Restriksi ketat dalam distribusi perbekalan bantuan menyebabkan bantuan kemanusiaan tidak sampai pada yang membutuhkannya 

Sudan di ambang kehancuran

Article Irc

Pengungsi asal Sudan mencari suaka di Chad | Foto: Zohra Bensemra, Guardian/Reuters

Jumlah warga Sudan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan: 24,8 juta (setengah dari keseluruhan populasi) 

Jumlah warga Sudan yang diungsi dalam negeri: Sebanyak 7 juta (Sudan adalah medan krisis pengungsian internal terbesar di dunia)

Sebanyak 1,3 juta (dihitung sejak April 2023) warga Sudan telah mencari suaka di negara-negara tetangga. Mayoritas pengungsi adalah perempuan dan anak-anak.

Situasi di Sudan: 

  • Militer Sudan berada dalam perang dengan kelompok paramiliter bernama ‘Rapid Support Forces’
  • Menurut data IWF, setengah dari populasi Sudan adalah penganggur 
  • Konflik di Sudan mengguncang keseluruhan kawasan Sahil
  • Balita pada mati kelaparan 
  • Terjadinya Pembersihan Etnis antara warga etnisitas Arab dan Black African
  • Fasilitas rumah sakit pun tidak aman dari perang 

Suaka di negara tetangga: Banyak warga Sudan telah menunggu sejak puluhan tahun di negara tetangga, yakni Chad, agar dapat pulang ke negara asalnya. Sebanyak lima juta pengungsi dari Sudan berada di negara Chad. Anak-anak para pengungsi pun hanya mengenal kehidupan di dalam kamp pengungsi. Daerah Farchana di Chad telah mengakomodir pengungsi dari Sudan sejak puluhan tahun. Farchana sendiri pun merupakan salah daerah paling fakir di dunia, tanpa adanya berlebihan pangan atau bahan makanan yang dapat dialokasi dan dibagi bersama para pengungsi. Meski begitu, prinsip kemanusiaan terhadap pengungsi dijunjung tinggi di Chad: 

‘Chad tidak menolak pengungsi dan pencari suaka, Chad menghargai prinsip Non Refoulement (tidak mengusir pengungsi).’

(Adrum Jahamat Akmat, perwakilan Departemen Assoungha, dikutip stasiun televisi Jerman ZDF)

0 Z G1 T Sudan Chad

Warna coklat: Negara Chad / Hijau: Negara Sudan 

Prognosis IRC: 

  • Diperkirakan bahwa krisis di Sudan akan kian alot 
  • Jutaan penduduk Sudan rentan tidak dapat mengakses distribusi makanan dan layanan kesehatan 

Situasi sukar di Sudan Selatan

Jumlah warga Sudan Selatan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan: 9 juta (72% persen dari keseluruhan populasi)

Situasi di Sudan Selatan:

  • Pada 2011 Sudan Selatan mendeklarasikan kemerdekaan dari Sudan 
  • Sejumlah konflik di Sudan Selatan disebabkan oleh kekuasaan politik dan sumber daya ekonomi yang tidak adil dan merata 
  • Situasinya kian sulit imbas bencana banjir, tingkat kemiskinan, pengungsian, konflik di negara-negara tetangga

Prognosis IRC: 

  • Bulan Desember kelak Sudan Selatan akan menghelat pemilihan umum; adanya kekhawatiran akan konflik 
  • Tahun kelima berturut-turut dengan banjir akan memengaruhi produksi pangan
  • Kemiskinan ekstrem dan kesengsaraan ekonomi akan diperketat

Kegawatan di Gaza 

Masih dalam kuncian mematikan oleh Israel, Gaza telah menjadi zona paling bahaya sedunia untuk anak kecil, menurut UNICEF. Usai serangan Hamas dan operasi militer Israel sejak Oktober 2023, sebanyak 60% perumahan sipil di Gaza telah dihancurkan. Lebih dari 100 sandera masih berada di tangan Hamas, sebanyak 39 pekerja migran dari Thailand pun ditewaskan oleh pihak Hamas dalam serangan pada teritori Israel. Lebih dari setengah juta warga Gaza rentan mati kelaparan menurut data UN.

Prognosis IRC: Konflik Hamas-Israel masih tidak berujung pangkal, dan menggemparkan warga Gaza secara kian drastis. 


Kekacauan di Burkina Faso

Jumlah warga Burkina Faso yang membutuhkan bantuan kemanusiaan: 6,3 juta (27% dari populasi total, telah meningkat sebanyak 40% sejak tahun 2023)

Situasi di Burkina Faso:

  • Salah negara paling miskin di dunia 
  • Dalam dua tahun terakhir telah tercatat dua kudeta militer 
  • Pemerintah tidak menguasai nyaris setengah teritori negara 
  • Perubahan iklim pun turut menyendat kestabilan negara 

Prognosis IRC: 

  • Kekerasan antara pemerintah dan kelompok-kelompok bersenjata akan kian meningkat
  • Hasil panen pada 2024 diprediksi mundur 

Yaman

Sedekade penuh kekerasan telah melemahkan ekonomi Yaman, kemiskinan pun meluas. Banyak orang Yaman tidak mampu membeli barang-barang dasar. Akibatnya, baik kerawanan pangan maupun kekurangan gizi masyarakat terus-menerus tinggi.

Di ujung Jazirah Arab, jauh dari kelap-kelipnya kota Dubai, Doha atau Jeddah terdapat sebanyak 18,2 juta manusia kebangsaan Yaman yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. IRC juga mencatat sebanyak 4,5 juta pengungsi domestik. 


Zona-zona konflik lainnya di dunia:

Bh55s Zona Konflik Di Dunia

Daftar rilisan IRC juga meliputi sejumlah daerah lain di dunia yang digemparkan konflik bersenjata, termasuk: 

  • Mali 
  • Somalia 
  • Niger 
  • Ethiopia 
  • Republik Demokratik Kongo 
  • Afganistan 
  • Republik Afrika Tengah 
  • Chad 
  • Ekuador 
  • Haiti 
  • Lebanon 
  • Nigeria 
  • Suriah 
  • Ukraina

(Art Calls Indonesia, 3.1.2024, Marten S.)

Tautan: 

Laporan '2024 Emergency Watchlist' oleh International Rescue Committee