Mau tinggal di Jepang hingga tiga bulan dan dapatkan dibiayai sama penyelenggara residensi seni? Ayo, ikut berkelana di kota Matsudo di bawah pohon-pohon sakura yang mekar sambil berkontemplasi tentang konsepnya pameran seni selanjut kamu. Terdengar elok, kan? Untuk membayangkan gimana rasanya menjadi tamu seniman di Jepang, kamu gak harus terlahir di kalangan berduit kok. Seakan-akan ada satu sektor kerja di mana talenta kadang bisa kalahkan privilese, peluang residensi seni ini hendak tanggung atas semua biaya dari peserta residensi dan bersifat terbuka untuk siapa pun.

Kalau kamu berbakat, cukup semangat dan (harus diakui) mudah-mudahan bernasib hoki, program residensi ‘Paradise Air’ bisa menjadi rumahmu di luar negeri selama 70 hingga 90 hari. Program residensi seni ini terbuka untuk pelaku dan pengamat seni, terlepas dari ragam seni yang kamu paling mahiri, dan terlepas dari domisilimu. 

Program residensi seni ‘Paradise Air’, terbuka untuk:

• Praktisi seni, kurator, pengamat dan pegiat (yang tidak harus secara langsung bekerja di bidang seni)
• Pelamar dari seluruh dunia 
• Individu dan kolektif

Karya yang nanti dihasilkan oleh peserta residensi bisa berupa tangible dan juga intangible. 

Benefits:

• Akomodasi di kota Matsudo 
• Tiket pesawat dari tempat tinggal pelamar ke Matsudo, Jepang
• Dana produksi karya sebesar Rp 22,8 juta 
• Sekitar Rp 350,000 uang saku per hari 
• Dana untuk transportasi dan peralatan khusus karya 
• Koordinasi dan aransemen untuk tempat pameran / presentasi karya

Kriteria Pelamar

• Semangat untuk tukar pengetahuan secara interkultural 
• Fasih berbahasa Inggris 

Boleh bawa pasangan

Dilansirkan ‘Paradise Air’, program ini juga mengakomodir peserta yang ingin membawa pasangan/anak selama program berlangsung.

Lini Masa

Pendaftaran akan ditutup pada 6 Januari 2023 dan peserta terpilih akan dihubungi pada Februari 2023. Residensi akan berlangsung dari Oktober hingga Desember 2023.