Hassan Firouzi berhasrat ingin menjumpai sang anak untuk terakhir kalinya, sebelum Hassan dihukum mati atas tindakan unjuk rasa melawan rezim Iran. Nasib yang sama dirasakan oleh Mahsa Mohammadi, terpidana hukuman mati oleh rezim Iran atas penistaan agama Islam. 

Hassan Firouzi (Foto: Iran HRS)

Politikus Jerman Ye-One Rhie berprakarsa untuk menyelamatkan para narapidana hukuman mati di Iran. Ia adalah sponsor atau duta untuk salah satu narapidana dan berusaha untuk mengenalkan nama-nama mereka, agar kisah mereka tak dibungkam. Ye-One Rhie menyangkal hukuman mati yang dihadapi Toomaj Salehi, seorang rapper yang terkenal atas lirik lagu bermuatan kritik terhadap pemerintahan Iran. Karier Toomaj sudah dikikiskan, ia pun akan dihukum mati atas tindakan ‘memusuhi tuhan’.

290 politikus Eropa telah menjadi sponsor untuk salah individu asal Iran yang menghadapi hukuman mati berkat ikut serta unjuk rasa untuk kebebasan masyarakat Iran. Para sponsor tersebut menengarai bahwa nama-nama narapidana Iran harus dikenal publik, agar mereka tidak akan dihilangkan tanpa konsekuensi untuk rezim Iran.

Tanpa kemungkinan untuk bisa terkabul, tahanan yang melawan rezim disidang dalam persidangan pura-pura. Begitu pun dengan Mohammad Ghobadloo. Pria berusia 22 tahun ini rentan akan dihukum mati kapan saja dalam waktu dekat karena partisipasinya dalam gelombang protes tahun lalu. Kenestapaan sang ibunya pun terekam di depan penjara.

Mohammad Ghobadloo (Foto: Twitter, Omid Djalali)

Kemurkaan masyarakat Iran tak padam. Seperti yang rapper Tomaj Salehi tuturkan dalam salah satu lagu dia, bahwa kejahatan tidak dapat terlihat di titik buta. Lirik lagu Tomaj seolah tampak seperti firasat buruk.