POTRET - ART CALLS SEA

Ratu kekuasaan semua nuansa: Michelle Yeoh

Michelle Yeoh menjadi aktris pertama dari Asia yang menembus dan sabet piala 'Best Actress' di lomba Academy Awards 2023

npr media

npr media

Article Image Title
Editor: Marten S.
13.03.2023

Los Angeles/Jakarta – Film indie Everything Everywhere All at Once telah tercurah dengan tujuh piala dalam ajang penganugeraahan Oscars 2023. Menurut Michelle Yeoh, yang sabet piala Oscar dalam kategori aktris terbaik sebagai tokoh pertama dalam Everything Everywhere All at Once, film ini mengisahkan seorang ‚perempuan biasa, seorang imigran asal Asia yang berurusan dengan berbagai tantangan yang kita semua kadangkala alami‘. 

Sebagai konsumer media (sosial) di Tanah Air kita cukup kenal dengan tipe berita seputar prestasi individu-individu kebangsaan Indonesia yang dikatakan hebat — dari bocil yang pandai bermatematika hingga pegiat gambar yang punya tulisan tangan apik. Dengan kemenangan Michelle Yeoh yang sekarang memikat perhatian satu dunia, negeri jiran kita punya kebanggaan yang melintasi batas-batas Malaysia. Michelle Yeoh menggarangkan semua pegiat seni keturunan Asia untuk tetap bersemangat, tetap berkarya dan tetap percaya diri.

Mendunia berangkat dari Malaysia 

Michelle Yeoh, kelahiran Malaysia, sudah berkiprah ke London pada masa muda untuk terjun ke skena kesenian setempat. Cukup berdaya untuk mengambil kuliah seni tari di sana berkat ayahnya merupakan seorang politikus Malaysia, tekad Michelle untuk melanglang dunia sebagai penari dihentikan lantaran adanya penyakit. 

Michelle lantas menjadi model, lalu berkarya di skena film di Hong Kong, membangun imago (ala kadar Tom Cruise) sebagai aktris yang lincah selaku stunt woman, dan alhasil tembus di taraf film Barat.

Cate Blanchett vs Michelle Yeoh: Sebenarnya mirip 

Dalam kategori Best Actress, Michelle Yeoh telah mengungguli Cate Blanchett yang dinominasi dalam kategori yang sama. Karakter dan bawaan kedua aktris tersebut memiliki berbagai kesamaan. Baik Cate Blanchett maupun Michelle Yeoh dikenal atas asas yang membaur rasa renggang dan sikap acuh tak acuh. Dalam kata lain: Ibarat ratu yang mahir mengendalikan dan menahan memboroskan emosi. 

Namun, berbeda dengan lawan-lawan sekategori, Michelle Yeoh menampilkan cita rasa emosi tanpa 'keterlaluan' itu dalam oeuvre yang tampak lekat dengan stereotip orang Asia: Baik dalam Geisha (2005), film Sci-Fi bertajuk Sunshine (2007) ataupun The Mummy (2008) — Yeoh tampaknya sering di-cast sebagai tokoh yang lihai, tabah dan anggun. — Ciri-ciri sebuah tipe karakter yang cenderung mebersenyawakan berbagai stereotip dari benak orang Barat terhadap perempuan Asia. Kendati begitu, ciri khas akting Michelle Yeoh sangat bernuansa: Dalam penampilan sebagai ibu mertua yang jahat dalam film komedi Crazy Rich Asians ia cukup membisik kalimat sinis "You will never be good enough" untuk menakuti sang pengantin. 

Aktris pan-Asia

Riwayat karya Michelle Yeoh tidak hanya meliputi film-film blockbuster, tapi juga skenario film seperti The Lady yang memanifestasikan status Michelle sebagai aktris pan-Asia. Dalam film itu ia memerankan pemenang Nobel Peace Prize Aung San Suu Kyi. Michelle Yeoh herself yang menginisiasikan ide untuk film tersebut, sebuah pendekatan penuh pemujaan pada prestasi mantan pemimpin Myanmar — prestasi yang sekarang sudah basi.

The Lady

Michelle Yeoh sebagai Aung San Suu Kyi (2011) | Sumber: YouTube, Common Use

Obskuritas dan normalitas

Tidak hanya Michelle Yeoh, juga para sutradara dan kru Everything Everywhere All at Once dihadiahkan selongsor piala Oscar dalam berbagai kategori. Selain skenario yang tersimak obskur, ciamik dan ajaib, film ini juga merupakan keunggulan berkat latar film yang begitu real: Dari perspektif pasangan migran asal Asia yang mengurus sebuah jasa laundry di California. Film ini tamat stereotip karakter pemain muka-muka Asia sebagai geek kurang tampan atau cewek-cewek eksotis – namun merayakan disonansi linguistik dan penuturan berlogat (pidgin) sebagai hal paling normal. Bagaimanapun, sinopsis film ini agak sulit diperpendek – singkatnya seputar seorang perempuan pekerja toko laundry yang menggebrak dari satu univers ke dimensi lainnya sebagai pahlawan. 

Begitu padat dengan adanya komedi, tragedi, action, social realism dan paranoia, film ini berlimpah karena mampu memperlihatkan Michelle Yeoh tidak hanya dengan ekspresi bernuansa terkendali, tetapi dengan berbagai versi ekspresi capek dan payah. 

Berpidato penuh lakonisme 

Pidato Michelle Yeoh pada ajang Oscar 2023 mempersembahkan sebuah representasi bagi semua ‚anak-anak yang tampangnya seperti saya‘ — didedikasikan bagi orang-orang identitas Asia dan paguyuban pekerja kreatif keturunan Asia. Empat puluh tahun lalu, pada masa Michelle Yeoh memulai berkarya, hanya terdapat sekelumit peran untuk aktris dan aktor tampang Asia. Kini pada usia 60 tahun, ia pertama kali menang piala Oscar dan membidani kesempatan untuk lebih banyak kemajemukan dalam industri film dan segala sarana representasi. 

You were reading an article from our new category 'ART CALLS SEA'

Align with our dearest vision #KohesiDiSeni we are connecting the dots in Southeast Asia and partner with inclusive art-media platforms across the region. To learn more about what's happening all around SEA seen through the lens of arts and culture, find more stories on our partner-platform bangkokartcity.org