KESETARAAN EKONOMI

Mengenal istilah Fat Cat Day: Hari untuk mengingatkan kita kepada ketidakadilan dalam ekonomi

Publik di mancanegara memperingati ketidaksetaraan dalam roda ekonomi pada 'Hari Kucing Gendut'

Encircle Photos

Encircle Photos

Article Image Title
Editor: Marten S.
06.01.2023

Beda dengan fenomena-fenomena ‘Kebaratan’ seperti Karen’s Diner yang berkumandang di media massa dan media sosial Tanah Air, fenomena berikut mengonfrontasi kita tidak hanya dengan sifat ugal-ugalan pelayan restoran, tetapi dengan ugal-ugalan yang kita hadapi setiap hari.

Fat Cat Day adalah hari yang diperingati setiap tahunnya untuk mengingatkan masyarakat Inggris, Jerman dan beberapa negara lainnya terhadap ketidakadilan dalam distribusi kekayaan. Hari Kucing Gendut itu bertujuan untuk menyadari kita bahwa kesenjangan sosial yang terlalu masif mengonarkan kalangan ‘orang-orang kecil’. Fat Cat Day biasanya diperingati pada pekan pertama pada bulan Januari setiap tahunnya untuk menggarisbawahi betapa masifnya perbedaan penghasilan antara kalangan bos dan pegawai kecil. 

Dalam minggu pertama pada setiap tahunnya, kasta direktur dari perusahaan dan konglomerat tercatat di bursa efek mancanegara, mengakumulasi jumlah penghasilan setara dengan pendapatan karyawan biasa dalam kurun waktu setahun. 

Jika diaplikasikan pada konteks ekonomi di Indonesia, pemahaman Fat Cat Day menjadi pertikaian yang mungkin menunjukkan bahwa penguasa modal bisa menghasilkan gaji setara dengan penghasilan tahunan tenaga buruh dalam jangka waktu bahkan lebih singkat lagi. 

Percontohon konkret

Agar konsep Fat Cat Day lebih terbayang dalam bilangan konkret, berikut kita mengurai perumpamaan terdapat dari Austria: Lembaga Serikat Buruh Austria menghitungkan penghasilan rata-rata dari seluruh mitra asuransi sosial setempat. Untuk menghisab penghasilan median tahunan yang diterima kalangan direktur, lembaga Serikat Buruh Austria mengacu pada data oleh 20 perusahaan terbesar terdaftar pada Bursa Efek Wina. Apabila pendapatan per jam oleh seorang anggota dewan eksekutif berada di angka 730 Euro, maka dia hanya perlu bekerja selama 48 jam hingga mencapai penghasilan tahunan karyawan biasa (dengan deret nilai jadwal kerja karyawan di 12 jam per hari, lima hari per minggu). Dengan tolak ukur tersebut, kalangan direktur rata-rata mampu melampaui gaji tahunan karyawan dalam waktu kurang dari seminggu. 

'Manager to worker pay ratio' di industri kreatif

Indonesia juarai medali perunggu sebagai negara dengan industri kreatif terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat (Hollywood) dan Korea Selatan (K-Pop). Selarasnya, Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengklaim bahwa jumlah pekerja industri kreatif Indonesia pada 2022 bertambah tiga juta orang (2/1). Namun, tidak terdapat data ataupun pendefinisian terhadap jenis-jenis pekerjaan yang terhitung.

Akan tetapi, ada satu pertanyaan yang mengusik benak redaksi ACI dan tidak bisa terjawab: Apakah kesenjangan faktor ‘Fat Cat Day’ di ‘industri kreatif’ berupa lebih masif lagi atau lebih rendah dibanding sektor lainnya – baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Bagaimanapun, Hari Kucing Gendut bukan hanya pelipur lara, tetapi peringatan untuk mengapresiasi kalangan buruh secara finansial.