OK ACI

Makin langsing: Gaya fesyen Heroin-Chic balik lagi?

Beberapa tahun terakhir ini istilah 'body positivity' ramai di dunia fesyen. Sekarang, diskusi skena mengarah ke comeback gaya 'heroin chic'. Tapi emang gaya kurus-kurusan pernah sirna selama ini?

Kolase ACI

Kolase ACI

Article Image Title
Editor: Marten S.
24.01.2023

Terlepas dari gender, kita semua berada dalam pengaruh media sosial dan norma kecakepan yang dipuja-puja melalui video orang-orang yang sudah terlihat cakep selepas bangun tidur, dan model-model, entah lokal atau bule, yang tampil super kapabel dan sempurna tanpa effort. 

Mau cowo kue, cowo mamba atau cowo bumi, semua laki-laki terekspos pada harapan bahwa seorang cowok itu mesti berbadan setinggi pohon langsat, rajin ngegym dan sebisanya mengultivasi brewok lebih tebal dari kumis lele. Begitu pun dengan tubuh ideal untuk perempuan: Langsing dan pucat. 

Kardashians sudah gak semok lagi

Selama sebelas menit, Youtuber Lorry Hill menganalisis lekuk dan tubuh Khloé Kardashian dalam sebuah video diunggah pada akun Youtube Lorry. Menurut siasat partikel dia, booty Khloé kini tak sesemok dahulu, siluet pun lebih ramping – Khloé kemungkinan besar kembalikannya ke bentuk alami setelah sempat pernah melakukan operasi kecantikan Brazilian Butt Lift

Kakaknya Khloé, Kim Kardashian sudah menurunkan berat badan agar tampil lebih proporsional saat dia mengenakan gaun Marilyn Monroe di Met Gala 2022. Rupanya seperti titik balik, Keluarga Kardashian tidak lagi mendefinisikan tubuh ideal dengan bokong besar dan lekuk tubuh kecil.

Comeback 'Heroin Chic'

Tidak hanya sanak-sanak Kardashian bergaya ala credo lama ‘less is more’. Dunia fesyen sepertinya kembali menjamu estetika yang dibawa gaya Heroin Chic. Brand fesyen Miu Miu akhir-akhir ini mempekerjakan model-model super kurus untuk memamerkan busana terbarunya:

Bella Hadid

Bella Hadid yang memiliki rupa extra kurus. (Foto: Screenshot Youtube / Loic Prigent / Fair Use)

Tidak luput dari perhatian media, The New York Post sudah memperhatikan kembalinya Heroin Chic dengan julukan "Bye-bye booty: Heroin chic is back", diikuti banyak tajuk serupa. 

Asumsi yang beredar: Dengan kembalinya gaya busana dari awal 2000an, juga dikenal sebagai Y2K-Fashion, ciri-ciri dan fitur seperti panggul yang menonjol dan perut cekung turut hadir kembali. Estetika puasa 365 eksis lagi. 

Body Positivity sudah tamat?

Selama dekade terakhir, dunia fesyen menjelmakan pola ramah diversitas. Sekarang, rupanya inklusivitas di dunia fesyen sudah merosot lagi. Padahal body positivity – atau sikap untuk menyayangi tubuh kita apa adanya, entah pas-pasan atau berat badan berlebih – masih bermarak, dan menanamkan pola pikir positif pada tampilan kita sendiri.

Pada 2020 penyanyi Lizzo menjadi bintang cover Vogue Inggris, dan model Jill Kortleve asal Belanda sempat menjadi peragawati untuk acara catwalk dari Chanel. Models dengan ukuran baju di atas size zero telah naik daun dan menjadi selebriti papan atas di Instagram. Di antaranya, Ashley Graham, Iskra Lawrence dan Jordyn Woods. Begitu pun di skena selebritas lokal: Tara Basro dan pasangan Daniel Adnan tampak merasa nyaman tanpa menggolongkan diri sendiri ke bintang-bintang berbadan langsing dan berotot. 

Pembudidayaan positif 

Kesuksesan para model dan aktris tersebut – kendati tidak memiliki bentuk tubuh ‘ideal’ – sudah menjanjikan contoh positif bagi semua perempuan dan konsumen untuk menamatkan cita-cita impian kelangsingan. Orang-orang kelahiran jaman 90an masih dipengaruhi mantra ala Kate Moss yang konon percaya bahwa ‘nothing tastes as good as skinny feels’ – tidak ada yang terasa seenak bertubuh kurus. 

DJane Barabara Butch ataupun aktris Jameela Jamil – mereka semua sudah membuktikan bahwa kita bisa berkilau dengan tampilan yang kita miliki tanpa menjadikan tubuh kita sekedar tren belaka. 

#JawlineCheck 

Generasi Tiktok tampaknya cukup menggelut kesempurnaan tubuh. Tengok ke Tiktok, jaringan media sosial ramai video ‘body checking’. Penuh pamrih, pinggang, garis rahang atau profil wajah dipresentasikan pada para pengikut remaja. Menelusurinya melalui hashtag khusus, kita disuguhi seberapa laris fenomena ‘body checking’ tersebut: Tagar #SideProfile digunakan sebanyak 1,4 miliar kali. Begitu pun #SmallWaist dengan pemakaian sebanyak 837 juta kali dan #JawlineCheck di 373 juta. Diwarnai musik latar ‘Haus of Holbein’ gadis-gadis muda di Tiktok membagi tips ajaib untuk menurunkan berat badan; menyarankan untuk mengonsumsi obat diabetes yang konon bisa memperkurus tubuh. 

Asumsi yang timbul: Cita-cita kurus tidak pernah hilang selama ini. Tak boleh terluput bahwa perasaan defisit terhadap tubuh diri sendiri melabakan industri fesyen dan kosmetik.

Dunai fesyen tak melepas norma kolot 

Membaca dunia fesyen melalui berbagai indikator bisa menimbulkan kesimpulan bahwa industri busana tak pernah berubah selama ini. Koleksi dari jenama-jenama besar masih diproduksi dalam ukuran terlalu kecil untuk banyak konsumen. Tidak hanya itu, effort untuk bekerjasama dengan model plus-size melibatkan pekerjaan tambahan: Ketika model Paloma Elsesser di-hire, agensi dia harus memastikan koleksinya tersedia dalam ukuran 44. 

Bila gelombang body-positivity sudah pudar, ini saatnya untuk menggantikannya dengan body-neutrality – atau pola pikir untuk menganggap tubuh kita secara netral saja, tanpa mengagungkan keasyikan untuk tetap berbangga dengan bentuk tubuh. 

Prasmanan fashion ini bermuara dengan lagu raya baru oleh penyanyi Jebung untuk wanita-wanita Indonesia: Indo Black Magic!

OK ACI

Kata OK punya banyak makna, dari pengucapan euforia hingga kesedihan. Lewat rubrik OK ACI kami menyuguhkan 'the flavors of the week', berita-berita seputar seni dari seantero Indonesia, dan kadangkala juga gogon-gogon dari skena manusia kreatif dan inspiratif. Tidak hanya itu, kami juga mencari jawaban pada hal-hal paling sensasional yang hadir di dunia seni!