Kenapa budaya pop dari Korsel mendunia dan Indonesia tetap masih kalah?
Pada pekan lalu ACI mampir ke sebuah pertunjukan seni dari Korsel, diadakan di Komunitas Salihara (Jakarta). Simak obrolan kami bersama tiga pemirsa acara, dan pandangan mereka tentang apa yang dapat Indonesia pelajari dari kekuasaan lunak budaya Korsel
K-pop, K-drama, K-hole
Popularitas budaya pop dari Negeri Gingseng bahkan sudah dilanggengkan dalam kosakata kita sehari-hari: Drakor, alias Drama Korea. Didorong dominasinya budaya populer Korea pada tingkat global, sektor kesenian Korea pun juga mendunia.
Film-film nyeni seperti ‘Past Lives’ yang dimainkan dalam Bahasa Korea, telah masuk dalam distribusi bioskop mainstream di Tanah Air. Bahasa Koreanya sendiri diminati konsumen budaya khas Negeri Gingseng di seluruh dunia.
Kekuasaan lunak itu membuat Korsel unggul. Seni kiwari dari Korsel juga dibangkitkan oleh lembaga-lembaga pendanaan dari Korea, yang mendukung seniman dari sana untuk melangkah pada tingkat global.
Pada pekan lalu ACI mampir ke sebuah pertunjukan seni tari dari Korsel berjudul 'Further, Higher, Faster - Vitality Affect', diadakan di Komunitas Salihara (Jakarta). Simak obrolan kami bersama tiga pemirsa acara, dan pandangan mereka tentang apa yang dapat Indonesia pelajari dari kekuasaan lunak budaya Korsel.
Kerabat Kerja:
Reporter: Sebastian Partogi
Text, Video: Marten Schmidt