Apa cuma di Indonesia bule bisa jadi terkenal dengan modal jadi duta Bahasa Inggris?
(Opini) Banyak orang Indonesia tidak menguasai Bahasa Inggris sepenuhnya, sehingga konten edukatif di media sosial sangat laris manis. Apalagi kalau disampaikan oleh bule-bule berekspresi konyol. Apakah di negara ASEAN lainnya pendatang bule juga bisa cepat naik daun di jagat social media sebagai guru bahasa? Atau hanya di Indonesia konten itu dinikmati banyak orang?
Guruku Mr. D via Facebook
Menurut sebuah studi yang dirilis oleh institusi belajar bahasa Inggris EF tingkat kemampuan berbahasa Inggris masih rendah di Indonesia. Alasannya nampak jelas: Orang Indonesia pada umumnya sudah bilingual, tidak berkesempatan untuk memperoleh pendidikan terbaik, dan menghadapi fenomena budaya kolektif, di mana sebuah keterampilan di atas rata-rata bisa jadi bahan ejekan.
Keadaan tersebut menjadi lahan subur bagi influencer dan kreator yang mengajari Bahasa Inggris lewat santapan edukatif dan menyenangkan di media sosial. Dengan cara yang ringan dan santai mereka menyampaikan materi dasar Bahasa Inggris.
Tanpa harus ikut kursus, even saat gegoleran di kasur, kita dapat belajar Bahasa Inggris step by step atau little by little ditemani oleh native-speaker yang rupanya mahir menghibur penontonnya dengan berperan sebagai bule kocak dan lucu. Audiens Indonesia yang haus akan edukasi informal mengakomodasi para pendatang bule itu seperti Mr. D, Shanon Justin atau Londokampung. Sosok Mr. D, bule asal Amerika Serikat yang bermukim di Indonesia, memandu audiens yang dia miliki dalam kekeliruan ‘code switching’ atau penggunaan kosa kata asing yang sering diselip dalam Bahasa Indonesia, seperti ‘which is’. Tokoh guru online ini memiliki 1.2 juta followers di Instagram – lebih banyak daripada akun Instagram Vice Indonesia misalnya.
View this post on Instagram
Meraih status seleb, menjadi tenar dan mentereng, mereka muncul di media massa, seperti 'Bang Joe', TikToker dadakan asal Amerika Serikat, yang minggu lalu menjadi bintang tamu di salah satu acara Metro TV.
So, dari situ lah timbul satu pertanyaan yang mengusik benak redaksi ACI: Apakah hanya di Indonesia kita dapat menjumpai orang bule yang bisa jadi famous dengan modal buat konten bilingual Bahasa Inggris di media sosial? Atau negara-negara ASEAN lainnya dengan tingkat kemampuan ‘Basa Enggres’ lebih rendah dari Indonesia, juga mengalami fenomena tersebut?
Kami belum menemukan padanan tepat untuk 'bule gila' dalam Bahasa Laos, Myanmar atau Cambodia, tapi kami sudah menyelidiki betapa dahsyatnya mereka. Simak daftar pendek ini berisi influencer pendatang bule yang menuai gelak tawa dari pengguna sosial media di negara ASEAN lainnya.
Spoiler sedikit: Bila pun Indonesia hanya menjuarai posisi ke-81 dalam ranking EF, di rangking kami Indonesia tak bisa dikalahkan!
Vietnam
Orang Vietnam cenderung lebih fasih berbahasa Inggris dibanding penduduk Indonesia – setidaknya menurut indeks rilisan English First. Salah satu content creator dari Barat bermukim di Vietnam adalah Xiaomanyc. Perantau asal New Jersey ini berbahasa Vietnam, aset ini dia gunakan untuk buat para fans asal Vietnam berdecak kagum.
Screenshot YouTube Kanal Xiaomanyc
Thailand
Menurut indeks oleh EF, orang Thailand cenderung rata-rata tidak fasih berbahasa Inggris dan dinilai dengan posisi ke-97, di bawah Indonesia. Salah satu tokoh YouTube yang membedah budaya Thailand adalah Peddy Jenkins asal Australia. Rupanya receh tapi menghibur, 'Thai Talk with Paddy', seri video buatan Peddy tersebut, memperlihatkan dia berbahasa Siam dan mengajak warga lokal untuk berbincang dalam Bahasa Inggris.
Screenshot YouTube Akun Thai Talk With Paddy
Myanmar
Situasi hak asasi manusia di Myanmar masih diguncang lantaran militer Myanmar memerintah negara tersebut dengan tidak manusiawi. Tak beda jauh dengan posisi Indonesia, di nomor 81, Myanmar raih posisi ke-93 dalam indeks oleh English First. Cukup kontras dengan situasi tersebut, Frankie Light, seorang YouTuber asal Amerika Serikat, muncul dalam list ini sebagai perwakilan nyeleneh untuk Myanmar. Dalam unggahan di kanal YouTube-nya, Frankie memamerkan keluwesan jika bercakap Bahasa Myanmar.
Screenshot YouTube Akun Frankie Light
Brunei
Kerajaan mungil dan tajir ini tidak terdapat dinilai dalam ulasan global oleh English First. Setahu kami bahkan orang-orang berprofesi selaku content creator saja berstatus royal di Brunei. Seperti pria berkuda ini:
View this post on Instagram
Indonesia
'Jekardah' adalah plesetan Bahasa Inggrisnya dari pengucapan Jakarta. Pengetahuan seperti itu lazim dituang dalam ragam konten ringan dan sketsa konyol kreasian bule-bule yang cinta Indonesia. Kami menyadari bahwa Indonesia mengakomodasi banyak dari mereka dan memberi kesempatan bagi mereka untuk menjadi terkenal, begitupun bagi para fansnya untuk memperluas pengetahuan bahasa asing. Simbiosis yang OK dan setara asal para fans tidak menganggap para native speaker itu sebagai sumber cendekiawan.
Oya, kami pengin menutupi artikel ini dengan pesan ini: Jekardah itu artinya Jakarta Indah!
Dalam rangking English Proficiency Index raih posisi ke-81 dari 111 negara yang dinilai. Negara ASEAN lainnya berada pada posisi berikut: Singapura – posisi ke-2, Filipina – 22, Malaysia – 24, Vietnam – 60. Lantas, dengan posisi lebih rendah dibanding Indonesia: Myanmar – 93, Kamboja – 94, Thailand – 97, dan Laos – 111. Untuk Brunei tidak terdapat data.